Musim Mudik, Permintaan Biosolar untuk Kereta Api Meningkat 30 Persen

Peningkatan permintaan tersebut seiring dengan peningkatan pelayanan di Dipo Lokomotif Jatinegara selama arus mudik.

oleh Pebrianto Eko WicaksonoIlyas Istianur Praditya diperbarui 01 Jun 2019, 21:43 WIB
PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) III mencatat kebutuhan bahan bakar biosolar untuk moda transportasi kereta api di lokasi pengisian utama lokomotif DAOP 1 Jatinegara, Jakarta Timur meningkat. (Foto: Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Hari Raya Idul Fitri 2019, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) III mencatat kebutuhan bahan bakar biosolar untuk moda transportasi kereta api di lokasi pengisian utama lokomotif Daerah Operasional (DAOP) 1 Jatinegara, Jakarta Timur meningkat sebesar 30 persen, dari 90 Kiloliter menjadi 115 Kiloliter per harinya. 

Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR III, Dewi Sri Utami mengatakan, peningkatan permintaan tersebut seiring dengan peningkatan pelayanan di Dipo Lokomotif Jatinegara selama arus mudik karena penambahan jadwal kereta api

Yakni dari 55 menjadi 70 lokomotif per hari. Peningkatan permintaan biosolar bersubsidi ini tidak berpengaruh banyak pada kuota, karena sudah masuk dalam perhitungan dalam kuota tahunan.

"Selama masa arus mudik hingga arus balik, tim Satuan Tugas dari Pertamina MOR III selalu siaga di Dipo Lokomotif wilayah Jawa Bagian Barat selama 7 x 24 jam, untuk melayani kebutuhan bahan bakar moda transportasi kereta api. Kami terus berupaya agar ketahanan biosolar untuk moda transportasi kereta api rute jarak jauh terjaga," ujar dia, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (1/6/2019).

Dewi menambahkan, selama masa arus mudik hingga H+10 Lebaran, pihaknya juga telah menyiapkan tambahan mobil tangki untuk biosolar subsidi sebanyak 8 unit. 

"Kesiapan stok bahan bakar serta sarana dan fasilitas selama masa Satgas Ramadhan & Idul Fitri ini merupakan bagian dari komitmen Pertamina untuk selalu siaga melayani masyarakat. Kami berharap para pemudik yang menggunakan jasa moda transportasi kereta api dapat pulang ke kampung halaman dengan aman dan nyaman," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


H-6 Lebaran, Pengguna Pertamax Naik 7 Persen

Petugas mengisi BBM pada sebuah motor di salah satu SPBU, Jakarta, Sabtu (5/1/2019). PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM non subsidi masing-masing Dexlite Rp 200 per liter, dan Dex Rp 100 per liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hingga H-6 arus mudik lebaran, konsumsi BBM berkualitas Pertamina meningkat signifikan.

Berdasarkan pantauan di lapangan, pada periode ini para pemudik memilih untuk menggunakan BBM berkualitas Pertamina beroktan tinggi. 

Peningkatan tersebut terjadi pada BBM jenis Pertamax dan Pertamina Dex yang mengalami peningkatan tembus di atas 7-16 persen.  

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menegaskan, tingginya kebutuhan pemudik pada BBM kualitas tertinggi merupakan fenomena menarik. 

"Pada H-6 arus mudik peningkatan konsumsi yang signifikan terjadi pada BBM jenis Pertamax yang naik di atas 7 persen , Pertamax Turbo naik di atas 21 persen dan Pertamina Dex naik tembus di atas 16 persen,” ujar dia, Sabtu, 1 Juni 2019.

Fajriyah menambahkan, dengan tren ini menunjukkan para pengendara semakin meyakini kenyamanan mudik yang menempuh penjalanan jauh mensyaratkan kendaraan yang prima. 

Pertamax Turbo dengan Research Octane Number (RON) 98 dan Pertamax dengan RON 92 untuk kendaraan mesin bensin, serta Pertamina Dex dengan Cetane Number (CN) 53  untuk kendaraan mesin diesel akan menjamin pembakaran mesin kendaraan pemudik akan lebih sempurna dan maksimal.


Pertamax Cocok untuk Perjalanan Jauh

Petugas mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7). PT Pertamina (Persero) secara resmi menaikkan harga Pertamax Cs akibat terus meningkatnya harga minyak dunia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Lebih lanjut Fajriyah menjelaskan, penggunaan Pertamax series cocok untuk perjalanan jauh karena keunggulannya mesin menjadi lebih dingin, irit bahan bakar (efisiensi), keawetan mesin, dan meningkatkan perfoma mesin serta ramah lingkungan.

Menjawab peningkatan konsumsi BBM oktan tinggi ini, tambah Fajriyah, Pertamina telah menyiagakan layanan dan stok BBM di atas kondisi normal. 

"Kami telah mengantisipasi peningkatan konsumsi ini dengan menyiagakan layanan baik di SPBU regular maupun layanan tambahan. Stok BBM kami pastikan berada di atas rata-rata normal,” tegasnya.

Fajriyah menambahkan, stok bahan bakar berkualitas di SPBU maupun layanan tambahan Pertamina berada diatas rata-rata normal.

"Stok bahan bakar kami sediakan di atas kebutuhan, sebagai contoh stock Pertamax di layanan tambahan Kiosk Pertamina Siaga disediakan lebih dari 240KL dengan realisasi penjualan Pertamax hingga hari ini di angka 207 KL”, ujar dia.

"Kami mengimbau kepada seluruh pengendara untuk mengisi full tank dulu di SPBU wilayah keberangkatan, kemudian segera mengisi penuh jika kondisi tangki sudah terpakai setengah” ujarnya.

Dalam periode Satgas RAFI 2019, Pertamina menyiagakan lebih dari 6500 SPBU di seluruh Indonesia.

Khusus untuk di jalur mudik, Pertamina meyiagakan lebih dari 800 SPBU, 26 mobile dispenser, 62 kiosk Pertamina Siaga, 200 motoris BBM kemasan, 115 kantong SPBU, dan 15 rumah Pertamina Siaga yang tersebar di jalur Pantura, tol Jawa, jalur selatan, dan tol Sumatera.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya