Liputan6.com, Dzerzhinsk - Sebuah pabrik di Dzerzhinsk, Rusia meledak pada Sabtu 1 Juni waktu lokal, melukai 79 orang dan merusak 180 bangunan di sekitarnya.
Pejabat kota mengatakan bahwa pabrik itu digunakan untuk memproduksi dan menyimpan bom dengan daya ledak tinggi untuk militer.
Baca Juga
Advertisement
Sebuah pernyataan kementerian kesehatan setempat mengatakan: "Menurut informasi terbaru, 79 orang (38 pekerja pabrik dan 41 penduduk kota) meminta bantuan medis setelah ledakan di Kristall, Dzerzhinsk, Rusia. Tidak ada anak di antara yang terluka," demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (2/6/2019).
Seorang pejabat pabrik mengatakan lima orang berada di dalam pada saat itu, tetapi mereka dievakuasi dengan aman.
Sebelumnya, seorang pejabat kesehatan setempat mengatakan bahwa sebagian besar korban menderita "luka pecahan peluru ringan dan sedang". Beberapa juga menderita luka cedera akibat serpihan kaca yang terbang akibat ledakan.
Total 15 orang dirawat di rumah sakit, tetapi tidak ada yang meninggal.
Sementara itu warga Rusia telah memposting foto di media sosial yang menunjukkan awan jamur besar mengepul di atas area ledakan.
Simak Video Pilihan Berikut:
Potensi Tindak Pidana
Pejabat kota Dzerzhinsk telah mengumumkan keadaan darurat di daerah sekitarnya, sementara Komite Investigasi Rusia mengatakan telah meluncurkan penyelidikan kriminal terhadap potensi pelanggaran keselamatan di pabrik.
Sementara itu, ledakan juga memicu gelombang kejut yang menghancurkan jendela di rumah-rumah dan pabrik-pabrik lain di sekitarnya.
Otoritas menambahkan bahwa fasilitas pemrosesan di pabrik JSC Kristall Research Institute telah sepenuhnya dihancurkan oleh ledakan itu.
Para pejabat mengatakan itu adalah "ledakan teknis" di salah satu bengkel, yang menyebabkan kebakaran sekitar 100 meter persegi.
Agustus 2018, tiga orang tewas dalam ledakan pabrik lain di Dzerzhinsk, di Rusia tengah, yang diyakini sebagai salah satu kota paling tercemar di dunia.
Advertisement