Jakarta Gelandang Manchester United, Paul Pogba, ingin pergi dari Manchester United. Satu klub yang dikaitkan dengan pemain 25 tahun itu adalah Real Madrid.
Raksasa Spanyol itu terkenal selalu menginginkan pemain yang besar bersama klub lain. Dalam sejarahnya, Manchester United pun kerap menjadi penyalur pemain besar yang kemudian bergabung di Santiago Bernabeu.
Baca Juga
Advertisement
David Beckham dan Cristiano Ronaldo adalah contoh dua pemain yang meninggalkan The Red Devils dan berlabuh di Real Madrid. Los Blancos pun kini tampak masih akan akan melanjutkan kebiasaan itu dengan keinginan merekrut Pogba.
Pogba disebut akan cocok dengan sejarah Real Madrid, di mana sang agen, Mino Raiola, tengah melakukan semua hal untuk memfasilitasi kepindahan kliennya itu ke Santiago Bernabeu.
Namun, tentu saja banyak pertimbangan yang harus diambil Real Madrid untuk merekrut Pogba. Ada sejumlah alasan lebih baik Real Madrid tidak merekrut gelandang asal Prancis itu.
Dilansir dari Sportskeeda, berikut 4 alasan mengapa Real Madrid lebih baik tidak membawa Pogba ke Santiago Bernabeu.
Nilai Transfer yang Sangat Tinggi
Paul Pogba direkrut lagi oleh Manchester United dari Juventus dengan jumlah transfer yang luar biasa pada musim panas 2016. Nilainya mencapai 89 juta pound. Tentu saja Manchester United tak ingin melepaskannya dengan harga murah.
Kabarnya klub Inggris itu meminta 170 juta euro untuk melepaskan Paul Pogba, di mana itu akan mendekati dua kali lipat dari rekor transfer yang pernah dicetak oleh Real Madrid.
Selain meningkatnya nilai transfer, Pogba juga mendapatkan gaji sebesar 290 ribu pound per pekan, di mana itu jauh lebih besar dari siapa pun di Real Madrid. Besaran gaji itu tentu akan membuat kesepakatan menjadi semakin rumit.
Advertisement
Ada Alternatif Pemain yang Lebih Baik dan Murah
Masih menyambung dari poin sebelumnya, ada opsi lain bagi Real Madrid yang tentunya lebih baik dan murah selain Paul Pogba. Pemain seperti Cristian Eriksen, Giovani Lo Celso, Exequiel Palacios, adalah sejumlah pemain yang lebih murah dan bisa menjadi alternatif bagi Real Madrid ketimbang mendatangkan Paul Pogba.
Skuat Real Madrid perlu memperkuat sejumlah lini. Jadi tentu tidak akan bagus secara bisnis bagi klub yang menghabiskan jumlah uang yang besar hanya untuk satu posisi.
Ketertarikan Real Madrid akan menjadi lebih baik jika mereka mau mempertimbangkan sebuah alternatif yang lebih murah ketimbang Paul Pogba dan menginvestasikan sisanya untuk memperkuat area lain dalam skuat mereka, di mana itu akan lebih menguntungkan bagi mereka.
Sifat Pogba yang Suka Memecah Belah
Dalam tiga tahun berada di Old Trafford, Paul Pogba beberapa kali membuat kekisruhan yang telah memengaruhi atmosfer permainan tim.
Selain itu, apa yang diungkapkannya ke media sosial telah menjadi sumber dari masalah, di mana itu terjadi ketika Pogba bersitegang dengan mantan manajer Manchester United, Jose Mourinho, yang pada akhirnya membuat sang pemain sempat kehilangan tempat di tim hingga sang manajer dipecat pada Desember 2018.
Perselisihan Pogba dengan Mourinho dikabarkan telah memecah belah suasana di ruang ganti Manchester United, di mana ada beberapa pemain yang berada di pihaknya dan sementara yang lain ada di sisi sang manajer.
Paul Pogba merupakan seorang pemain yang sangat berpengaruh, yang mampu memberikan pengaruhnya di mana pun termasuk di ruang ganti. Bukan tidak mungkin hal tersebut bisa kembali terjadi di Real Madrid
Ruang ganti Santiago Bernabeu adalah satu yang terbesar di dunia, dengan begitu banyak pemain hebat dalam sejarah. Pemain-pemain ini juga memiliki ego yang meledak-ledak dan kedatangan Pogba berpotensi membuat keadaan menjadi tidak seimbang dan tak akan menjadi keuntungan bagi Real Madrid yang tengah membangun tim baru.
Advertisement
Terbukti Tidak Konsisten Dalam Beberapa Tahun Terakhir
Ketika Pogba tiba di Manchester United dengan transfer yang sukses memecahkan rekor dunia, banyak orang percaya ia akan menjadi sosok yang bakal mengembalikan kejayaan Manchester United dalam sepak bola Inggris.
Meski dengan cepat memperlihatkan penampilan brilian dalam beberapa kesempatan, juara Piala Dunia itu belum cukup melakukan hal yang diharapkan oleh banyak orang mengingat gajinya yang juga sangat besar.
Sikapnya di lapangan pun kerap menimbulkan kritik dari suporter, di mana sejumlah pengamat sepak bola, termasuk mantan kapten Manchester United, Roy Keane, menyebutnya sebagai masalah besar, sementara Jose Mourinho menyebutnya sebagai virus.
Ketika Solskjaer ditunjuk sebagai manajer Manchester United, ia berjanji untuk membantu mengembalikan performa terbaik Pogba dan membangun kembali tim. Meski awalnya mampu memimpin Manchester United untuk berubah, pemain yang sempat berseragam Juventus itu sekali lagi mendadak turun performa.
Real Madrid dalam kondisi butuh membangun kembali tim dengan serius dan mereka membutuhkan pemain yang bisa tampil di level kelas dunia secara konsisten. Namun, bukti yang ada dalam tiga tahun di Manchester, jelas pemain itu bukanlah Paul Pogba.