Tottenham Sempat Kuasai Laga, Alexander-Arnold Bicara Mental Kelas Dunia Liverpool

Trent Alexander-Arnold turut membantu Liverpool menjuarai Liga Champions 2019 usai tekuk Tottenham di final dengan skor 2-0.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 02 Jun 2019, 15:00 WIB
Pemain Liverpool merayakan gol Divock Origi ke gawang Tottenham Hotspur pada final Liga Champions 2018-2019 di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Minggu (2/6/2019) dini hari WIB. (AFP/Oscar Del Pozo)

Liputan6.com, Madrid - Liverpool menjadi juara Liga Champions setelah mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 2-0 di Estadio Wanda Metropolitano, Sabtu (1/6/2019) atau Minggu dini hari WIB. Bek Liverpool, Trent Alexander-Arnold menyebut gol telat pemain pengganti berhasil membunuh permainan Spurs.

Divock Origi, striker Liverpool, masuk ke lapangan pada menit ke-58, menggantikan Roberto Firmino. Striker asal Belgia itu berhasil mencetak gol kedua The Reds pada menit ke-87.

Sebelum Origi mencetak gol, Liverpool sempat tertekan dari Spurs. Gawang The Reds yang dikawal Allison sempat mendapat ancaman dari sepakan Son Heung Min dan Dele Alli.

"Origi mencetak gol telat yang membunuh Spurs. Sebab, kami sempat dikuasai oleh mereka, tapi kami punya mental kelas dunia," ucap Alexander-Arnold, dikutip dari situs resmi klub.

"Kemenangan ini menunjukkan kami dapat memenangkan pertandingan apapun. Saya pikir, Liverpool layak mendapatkannya ketimbang tim lain," kata pemain asal Inggris tersebut.


Telat Panas

Trent Alexander-Arnold. (AFP/Oli Greenwood)

Alexander-Arnold mengatakan, usai mencetak gol pertama melalui Mohamed Salah, Liverpool terlambat panas. Tim asuhan Jurgen Klopp itu seperti membiarkan Spurs menekan pertahanan Liverpool.

"Ini merupakan permainan yang lambat. Namun kami baru saja memenangkan Liga Champions, jadi itu tidak masalah," ujar bek Liverpool berusia 20 tahun tersebut.

"Sulit mengatakan apa yang telah terjadi. Namun kami sudah mengalahkan semua orang yang berada di jalur juara milik Liverpool," katanya menegaskan.

 


Legenda Klub

Saat ditanya apakah kemenangan itu cukup untuk membuatnya menjadi legenda klub, Arnold berkata: "Sulit untuk menganggap diri saya sebagai legenda."

"Saya hanya seorang pemuda normal dari Liverpool yang impiannya menjadi kenyataan," pungkasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya