Amalan-Amalan Ini Disunahkan Saat Salat Idul Fitri

Apa saja amalan-amalan yang dimaksud?

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jun 2019, 12:45 WIB
Ilustrasi takbiran (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi umat Islam usai menjalankan puasa Ramadan sebulan penuh. Di hari ini, umat Islam dihapuskan dosanya sehingga kembali suci. Momen ini selalu disambut penuh sukacita.

Terutama bagi muslim Indonesia, Lebaran/Idul Fitri menjadi saat yang tepat untuk menyambung silaturahmi. Mereka memanfaatkan betul momen ini untuk bersilaturahmi, serta mengunjungi keluarga dan kerabat jauh.

Sebagai momen yang agung, Idul Fitri patut dirayakan dengan penuh keistimewaan. Terdapat beberapa amalan sunah yang sangat dianjurkan dikerjakan ketika Idul Fitri.

Seperti dikutip Dream dari bincangsyariah.com, amalan sunah pertama adalah mengumandangkan takbir. Waktunya dimulai ketika matahari tenggelam hingga akan salat Id.

Imam Nawawi dalam kitab Al Adzkar menyebutkan, takbir sunah dikerjakan usai melaksanakan salat-salat sebelum salat Id. Selain itu, takbir juga sunah hukumnya dilantunkan dalam keadaan tertentu, yaitu di keramaian manusia.

Takbir juga sunah dikerjakan saat berjalan, duduk, maupun berbaring. Juga disunahkan dilantunkan ketika berada di jalan maupun di masjid.

 


Menghidupkan Idul Fitri

Mengambil Jalan yang Berbeda Saat Pergi dan Pulang dari Masjid / Sumber: iStockphoto

Amalan kedua, menghidupkan malam Idul Fitri dengan zikir, salat malam, atau ibadah sunah lainnya. Dasarnya adalah hadis riwayat Ibnu Majah dari Abi Umamah RA.

"Siapa yang menghidupkan dua malam hari raya, maka hatinya tidak akan mati ketika hati-hati (yang lain) mati."

Amalan ketiga yaitu mandi sunah Idul Fitri. Hari raya adalah harinya berhias, sehingga disunahkan untuk mandi di hari raya.

Amalan keempat, yaitu berhias. Sangat dianjurkan mengenakan pakaian terbaik dan memakai wangi-wangian serta memotong kuku.

Amalan kelima, yaitu makan sebelum salat Id. Ini didasarkan pada hadis riwayat Ahmad dan Tirmidzi, dari Ibnu Baridah dari bapaknya RA.

"Rasulullah SAW tidak akan keluar di hari raya Fitri sebelum beliau makan, dan beliau tidak akan makan dulu di hari raya Adha sebelum beliau salat (terlebih dahulu)."

Keenam, jalan kaki menuju masjid. Dari Ali RA, ia berkata:

ومن السنة أن يخرج الى العيد ماشيا

Dan di antara kesunahan adalah keluar menuju salat hari raya dengan berjalan kaki. (HR. Al Tirmidzi dan ia memberi penilaian hasan).

Pada dasarnya, menaiki kendaraan atau berjalan kaki menuju masjid untuk salat hari raya adalah diperbolehkan. Tetapi jika dimungkinkan, maka berjalan kaki adalah lebih utama. Karena sebagai bentuk tawadlu’, untuk memperbanyak langkah (yang dihitung pahala oleh malaikat setiap langkahnya), memperbanyak pahala, dan memperbanyak gerak serta mengatur jalan.

 


Amalan lainnya

Mandi dan Berhias / Sumber: iStockphoto

Ketujuh, salat sunah dua rakaat dengan tanpa azan dan iqamat, baik dengan berjemaah atau sendirian. Dan sunah pula bagi orang yang bepergian. Dasarnya adalah hadis Nabi saw. dari Ibn Abbas ra

أن النبي صلى الله عليه وسلم صلى العيد ركعتين، لم يصل قبلهما ولابعدهما. أخرجه السبعة.

Bahwasanya Nabi saw. salat hari raya dua rakaat, beliau tidak salat sebelumnya dan setelahnya. (HR. Imam Tujuh, al Bukhari, Muslim, Abu Daud, al Tirmidzi, al Nasa’i, Ibn Majah dan Ahmad).

Kedelapan, membaca surah Qaf di rakaat pertama dan surah Iqtarabatis Sa’ah di rakaat kedua. Dari Abi Waqid al laitsi ia berkata:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقرأ في الفطر والأضحى: ق واقتربت

Rasulullah saw. membaca surah Qaf dan Iqatarabat ketika salat Idulfitri dan adha

Kesembilan, khutbah setelah salat hari raya

عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم وأبو بكر وعمر يصلون العيدين قبل الخطبة. متفق عليه.

Dari Ibn Umar ra beliau berkata: “Rasulullah saw, Abu Bakar dan Umar selalu melaksanakan salat dua hari raya sebelum khutbah. Muttafaqun alaih.

Kesepuluh. Disunahkan bagi para wanita yang mendekati baligh serta wanita yang sedang menstruasi keluar menghadiri pelaksanaan salat Idulfitri.

عن أم عطية قالت أمرنا أن نخرج العواتق والحيض في العيدين يشهدن الخير ودعوة المسلمين، ويعتزل الحيض المصلى. متفق عليه

“Dari Ummi Athiyyah berkata: Kami diperintahkan untuk mengeluarkan gadis-gadis yang mendekati baligh dan wanita-wanita haid di dua hari raya, agar mereka dapat menyaksikan kebaikan dan doanya orang-orang Muslim, dan wanita-wanita haid tersebut agak menjauh dari tempat dilaksanakannya salat.” Muttafaqun ‘alaih.

Kesebelas, mengambil jalan yang berbeda antara pergi ke masjid dan pulang dari masjid. Sebagaimana halnya yang telah diinformasikan dari sahabat Jabir berikut ini

كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا كان يوم عيد خالف الطريق

Nabi Saw. ketika hari raya mengambil jalan yang berbeda (antara pergi dan pulangnya). HR. Al Bukhari

Mengambil jalan yang berbeda antara berangkat ke masjid dan pulang dari masjid untuk melaksanakan salat hari raya dimaksudkan untuk membagi kebahagiaan kepada orang-orang lain ketika di jalan dengan senyum dan salam. Selain itu juga untuk syiar Islam, dan sebagai ajang silaturahmi antarkerabat dan yang lainnya. Demikianlah hal hal yang disunahkan di hari raya Idulfitri.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya