Juara Liga Champions, Manajer Liverpool Punya Alasan untuk Lupakan Kegagalan di 6 Final

Manajer Liverpool, Jurgen Klopp punya alasan untuk melupakan enam kegagalannya di laga final secara beruntun, termasuk kekalahan menyakitkan dari Real Madrid musim lalu.

oleh Defri Saefullah diperbarui 02 Jun 2019, 18:00 WIB
Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, berhasil membawa timnya merengkuh trofi juara Liga Champions musim ini. (AFP/Paul Ellis)

Liputan6.com, Madrid- Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp mendapatkan apa yang seharusnya sudah didapatkannya tahun lalu: sebuah trofi Liga Champions. Lewat usaha spartan tanpa kenal menyerah, Klopp dan pasukannya di Liverpool sukses jadi juara Liga Champions usai kalahkan Tottenham Hotspur 2-0.

Bertempat di stadion Wanda Metropolitano, Minggu (2/6/2019) dini hari WIB, Liverpool dan Klopp masih dinaungi rekor buruk sang pelatih di laga final. Bagaimana tidak, Klopp selalu kalah di enam laga final terakhir. 

Namun semangat pantang menyerah ala orang Jerman selalu dijunjung tinggi oleh Klopp. Hasilnya, dia mendapatkan trofi Liga Champions yang sudah ditunggunya dan juga pasti fans Liverpool.

Selain pantang menyerah, Klopp sebenarnya punya alasan kuat untuk tidak bersedih saat gagal di enam laga final beruntun. Dia mengatakan fans Liverpool lebih menderita ketimbang dia, maka itu dia pantang bersedih.

"Sejujurnya, saya sudah ada di enam laga final dan saya kalah tapi fans lebih menderita ketimbang saya," kata Klopp yang memberikan trofi pertama untuk Liverpool di musim ini seperti dikutip Marca.

 

 


Gelar Keenam

Pemain Liverpool Jordan Henderson mengangkat trofi juara Liga Champions usai mengalahkan Tottenham Hotspur di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Spanyol, Sabtu (1/6/ 2019). (AP Photo/Francisco Seco)

Klopp sama antusias dan histeris dengan pemain saat merayakan gelar juara Liga Champions. 2 Juni jadi tanggal bersejarah karena Liverpool menambah gelar mereka menjadi enam.

"Ini luar biasa. Ini sudah menjadi musim yang menegangkan, tapi kami mencetak dua gol dan kami memenangkannya untuk fans," kata Klopp, gembira.

Liverpool unggul cepat di menit ke-2 lewat gol tendangan penalti yang dieksekusi Mohamed Salah. Tapi laga berjalan imbang dan Spurs mencoba terus samakan skor.

Sebuah gol dari Divock Origi menjelang pertandingan berakhir seakan mengubur harapan Spurs untuk bangkit dan mengejar ketertinggalan.


Peran Klopp

Klopp, pelatih jenaka yang murah senyum tapi jenius memang sosok vital di Liverpool. Polesannya sudah membuat Liverpool menjadi tim yang menakutkan bagi ti-tim lawan.

Kapten Liverpool, Jordan Henderson tak ragu untuk memberikan pujian kepada pelatih asal Jerman itu. Dia mengaku Liverpool sulit juara tanpa peran Klopp.

"Tanpa pelatih, ini tak mungkin bisa diraih. Kami lewati masa sulit musim ini dan apa yang Klopp lakukan untuk klub ini luar biasa," kata Henderson.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya