Pemudik Naik Bajaj Masih Ramai Melenggang di Jalur Pantura

Anwar nekat menggunakan bajaj untuk mudik, karena dinilainya irit bahan bakar.

oleh Abramena diperbarui 02 Jun 2019, 20:17 WIB
Bajaj terpantau digunakan sebagai kendaraan untuk mudik wilayah Karawang, Jawa Barat. Minggu (2/6/2019). (Liputan6.com/Abramena)

Liputan6.com, Jakarta - Bajaj masih digunakan sejumlah orang sebagai kendaraanm untuk mudik ke kampung halaman, walaupun sudah dilarang. Penggunaan kendaraan roda tiga ini ramai melintas di Jalur Pantura di wilayah Karawang, Jawa Barat.

Dari pantauan, dengan barang bawaan khas pemudik, kendaraan tersebut masih melenggang di tengah kepadatan jenis kendaraan lainnya.

"Hingga saat ini masih rutin melintas secara bergerombol, sejak kemarin hingga hari ini sudah banyak yang melintasi jalan arteri Karawang hingga Pantura Cikalong menuju Jawa, " kata Petugas Dishub Thomas, Minggu (2/6/2019) di Pospam lebaran di Jalan Pantura.

Menurut Thomas, bajaj tersebut melakukan perjalanan mudik secara bergerombol dengan sejumlah muatan barang-barang rumah tangga seperti kasur, televisi, dispenser, dan lainnya. Biasanya, kata dia, pemudik bajaj itu melintas antara pagi dan sore hari.

Salah seorang pemudik yang menggunakan bajaj adalah Anwar. Dia nekat menggunakan bajaj, karena dinilainya irit bahan bakar jika dibanding dengan kendaraan lainnya.

Pemudik tujuan Brebes itu mengaku, ia mudik bersama empat anggota keluarganya dengan biaya yang sangat minim.

"Lebih irit dan nyaman pakai bajaj, paling habis uang bahan bakar sampai ke Brebes Rp 120 sekali perjalanan, "kata Anwar.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Gunakan Bajaj Setiap Mudik

Beragam kendaraan digunakan pemudik untuk berlebaran di kampung halaman. Tampak, pemudik menggunakan bajaj biru saat melintasi kawasan pantura menuju indramayu, Jawa Barat, Kamis (16/7/2015). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Mudik menggunakan bajaj bukan yang pertama ia lakukan. Pria 40 tahun tersebut mengaku setiap musim mudik lebaran.

"Paling saya istirahat sekenanya saja, kalau capek ya cari tempat, biasanya di warung dadakan yang berjejer sepanjang jalur mudik atau SPBU," tutur Anwar.

Anwar membandingkan, pulang kampung mudik naik bajaj biasanya hanya mengeluarkan uang Rp 300 ribu. Selain itu dengan bajaj juga dirasakan lebih aman daripada sepeda motor

"Yang bahaya kalau naik motor itu, terlihat sering nyalip dengan kecepatan tinggi," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya