Liputan6.com, Muna - Ular piton Sulawesi kembali memakan korban, Minggu (2/6/2019). Kejadian yang hampir sama dengan kasus ular piton yang pernah menelan Wa Tiba (54) salah seorang perempuan di Kabupaten Muna, Jumat (15/6/2018).
Korban pertama, tewas ditelan ular piton pada Juni 2018. Korban kedua juga tewas diterkam pada Juni 2019, tahun yang sama saat wilayah Sulawesi Tenggara memasuki musim hujan.
Kali ini korbannya juga seorang wanita yang berprofesi sebagai petani. Aneh, sebab usia Wa Tiba dan korban kedua yakni Wa Sago, hanya berbeda setahun. Wa Sago (55), petani asal Desa Kondowa Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton.
Baca Juga
Advertisement
Wa Sago diterkam ular piton Sulawesi saat hendak pulang ke rumahnya, Minggu (2/6/2019) sekitar pukul 17.30 Wita. Ular piton sepanjang 7 meter itu, diduga menghadang korban di wilayah hutan di sekitar perkantoran Takawa, Pasar Wajo.
Menurut sejumlah saksi mata, Wa Sago awalnya berjalan sendirian saat hendak pulang. Diduga, ular piton bermotif kembang yang kawanannya sering terlihat warga melintas di wilayah itu sudah mengintai korban.
Belum sempat ditelan, dua orang pria yang hendak pulang dari kebun, La Sini dan La Arumani mendapati korban tengah dililit ular. Kedua petani ini kemudian berusaha menebas ular untuk melepaskan korban dari lilitan hewan melata itu.
La Sini menjadi saksi mata pertama yang menemukan korban tengah terlilit. Tak berani menolong sendirian, La Sini memanggil La Arumani yang tak berada jauh dari lokasi.
"Kami tebas ular itu, kebetulan kami bawa parang karena korban sementara dililit. Kami berusaha lepaskan korban," ujar La Sini.
Berhasil membunuh ular piton Sulawesi itu, keduanya lalu mencari pertolongan warga. Warga pun datang mengevakuasi korban untuk dibawa pulang.
Simak video pilihan berikut:
Kerajaan Ular di Gua
Kapolsek Pasarwajo, Iptu La Ode Made mengatakan korban menderita luka-luka pada bagian kaki dan kepala. Seluruh tubuh sudah remuk karena terlilit ular piton.
"Saya dan enam orang anggota membawa korban ke rumahnya. Korban tak divisum, di rumah korban dimandikan oleh pihak keluarga," ujar Iptu La Ode Made.
Warga Sering Berpapasan Dengan Ular Piton
Cerita keganasan ular piton hingga menyebabkan korban tewas baru pertama kali terjadi di wilayah Desa Kondowa, Kecamatan Pasarwajo. Namun, teror ular piton ternyata sudah berlangsung sejak lama.
Warga menceritakan, kerap melihat ular melintas dan memotong jalan di wilayah itu. Arifin, salah seorang warga malah mengatakan beberapa kali melihat ular melintas di wilayah semak-semak dan kemudian menghilang.
"Tapi, kami tak sangka akan seperti ini. Biasanya ular takut sama manusia," ujarnya.
Arifin mengungkapkan, wilayah itu banyak terdapat bebatuan dan goa-goa kecil. Diduga, lokasi ini menjadi sarang ular piton berkembang biak dan berburu mangsa.
Kapolsek Pasarwajo Iptu La Ode Made juga menceritakan pengalamannya selama bertugas sekitar 10 bulan di Pasarwajo. Sejak saat itu, dia sudah dua kali berpapasan dengan ular piton.
"Besarnya hampir sama, memotong jalan saat saya melintas," ujar La Ode Made.
Setelah kejadian, pihaknya langsung mengeluarkan peringatan agar warga waspada. Terutama para petani yang bepergian sendirian ke dalam kebun mereka.
"Kita harapkan jangan pergi sendirian, sedapat mungkin ada teman sehingga memudahkan bila ada masalah dalam perjalanan," ujarnya.
Petani yang ditemukan sedang dililit ular piton Sulawesi sepanjang 7 meter sebelum akhirnya ditolong petani lainnya, Minggu (2/6/2019).
Advertisement