Selama Perjalanan Mudik, Pemudik Bermotor Perlu Waspadai Debu dan Polusi Udara

Pemudik yang memilih moda transportasi motor sebaiknya mewaspadai debu dan polusi yang akan menemani selama perjalanan menuju kampung halaman.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jun 2019, 11:00 WIB
Keramaian arus mudik pesepeda motor memadati Jalur Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (13/6) pagi. Data sementara tercatat hingga pagi ini sekitar 40 ribuan kendaraan roda dua melintas jalur Kalimalang arah Pantura. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Motor jadi salah satu alternatif moda transportasi mudik yang banyak dipilih pemudik jelang lebaran. Selain irit, motor dianggap lebih "lincah" menghadapi macet yang umum terjadi saat arus mudik lebaran.

Namun, pemudik yang memilih moda transportasi ini sebaiknya mewaspadai debu dan polusi yang akan menemani selama perjalanan menuju kampung halaman.

Polusi udara serta debu yang terhirup selama perjalanan mudik secara perlahan bisa mengikis kesehatan pemudik bermotor. Hal ini akan semakin berbahaya mengingat volume kendaraan saat mudik sangat membludak sehingga debu dan polusi udara akan semakin meningkat.

Dokter Kartika Mayasari mengatakan, debu dan polusi adalah senyawa yang sangat berbahaya bagi kesehatan paru-paru. Ditambah dengan rasa letih yang dialami pemudik, penurunan sistem kekebalan tubuh pasti akan terjadi.

 


Pemudik bermotor wajib kenakan masker

Selain itu, bila Anda memiliki alergi, asma, ataupun penyakit pernapasan lainnya, debu dan polusi udara bisa membuat penyakit kambuh.

"Oleh sebab itu, pengendara motor wajib mengenakan masker yang benar dan mengonsumsi suplemen untuk menjaga ketahanan tubuh saat mudik. Lalu, jangan lupa juga untuk menggunakan kacamata agar terhindar dari iritasi akibat debu yang beterbangan," dr Kartika menjelaskan.

Saran tersebut, menurut dr Kartika, juga berlaku bagi pemudik yang membonceng di belakang. Jangan sampai yang melakukan persiapan penuh hanya pengendara, sedangkan penumpang tidak mengenakan masker ataupun perlengkapan penting lainnya.

 

Reporter: Ayu Maharani

Sumber: Klikdokter

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya