Kiat Mudik Bersama Lansia agar Terasa Menyenangkan

Perlu persiapan matang saat mudik bersama lansia agar terasa menyenangkan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 03 Jun 2019, 14:00 WIB
Pemudik makan bersama anak-anak sambil menanti waktu masuk kapal di Dermaga II Pelabuhan Penyebrangan Merak, Banten, Senin (3/6/2019). Sambil menanti waktu bongkar muat kapal penyebrangan, pemudik memanfaatkan waktu untuk makan bersama. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Mudik Lebaran bersama keluarga yang telah lanjut usia (lansia) membutuhkan persiapan khusus. Kondisi fisik lansia yang tak lagi sebugar orang-orang berusia muda membuatnya membutuhkan perhatian khusus.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan geriatri Jaya Purwita Wijaya Laksmi menjelaskan, persiapan matang sebelum perjalanan mudik yang panjang.

“Mudik bersama lansia bisa jadi perjalanan yang menyenangkan, asalkan kita mengetahui kiatnya. Yang harus diingat, perjalanan mudiktidak boleh terburu-buru. Kita (yang masih berusia muda) harus mengikuti ritme mereka," papar Purwiita kepada Health Liputan6.com dalam keterangan rilis, ditulis Senin (3/6/2019).

Pertimbangkan juga membawa caregiver (perawat lansia) bila kita membutuhkan tenaga tambahan untuk merawat dan mendampingi orangtua atau sanak saudara yang sudah sepuh selama di perjalanan.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan geriatri Jaya Purwita Wijaya Laksmi berikan tips mudik untuk lansia. (Dok RS Pondok Indah – Bintaro)

Simak video menarik berikut ini:


Menggerakkan Tubuh

Kendaraan pemudik menanti waktu masuk kapal penyeberangan di Dermaga 5 Pelabuhan Penyebrangan Merak, Banten, Sabtu (1/6/2019). Diperkirakan puncak arus mudik menuju pulau Sumatera akan terjadi pada Sabtu (1/6) dan Minggu (2/6). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Selama perjalanan mudik, duduk lama selama perjalanan dapat meningkatkan risiko timbulnya gumpalan di dalam pembuluh darah balik (trombosis vena dalam/deep vein thrombosis). Hal ini bisa bersifat fatal.

Gumpalan di dalam pembuluh darah menyebabkan terjadinya pembekuan darah. Akibatnya, darah yang menuju ke jantung dan organ tubuh lain tidak mengalir lancar.

"Jadi, ingatkan orangtua atau para sesepuh untuk secara berkala menggerakkan kedua sendi pergelangan kaki," lanjut Purwita yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya