Jelang Idul Fitri Kementan Terus Kawal Pasokan Cabai dan Bawang Merah

Kementerian Pertanian terus melakukan pemantauan terhadap pasokan aneka cabai dan bawang merah di tanah air menjelang lebaran Idul Fitri.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jun 2019, 11:32 WIB
Kementerian Pertanian terus melakukan pemantauan terhadap pasokan aneka cabai dan bawang merah di tanah air menjelang lebaran Iedul Fitri.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian terus melakukan pemantauan terhadap pasokan aneka cabai dan bawang merah di tanah air menjelang lebaran Iedul Fitri. Pemantauan secara husus dilakukan untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Upaya tersebut dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan harga diluar kewajaran terutama saat beberapa hari menjelang dan sesudah lebaran.

Pemerintah berharap masyarakat bisa menikmati lebaran tahun ini dengan lebih nyaman dan suka cita. Meskipun secara umum pasokan tersedia, Pemerintah mewaspadai potensi lonjakan harga akibat kendala distribusi dan transportasi pada musim lebaran tahun ini.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Moh Ismail Wahab melalui keterangan tertulis menyebut Kementan telah memetakan pasokan cabai ke pasar DKI Jakarta dan sekitarnya pada H-5, hari-H, hingga H+5 dari berbagai daerah sentra pemasok.

“Tiap hari idealnya pasokan cabai rawit masuk Jakarta dan sekitarnya sebanyak 90 - 110 ton per hari, untuk cabai besar antara 80 – 90 ton per hari, dan untuk bawang merah butuh 90 - 112 ton per hari. Barometernya bisa dilihat dari 3 pasar induk yaitu Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Induk Cibitung dan Pasar Induk Tanah Tinggi,” terang Ismail.

“Kalau pada saat hari-H pasokan tidak banyak, paling banyak separuhnya dari hari-hari biasa. Hal itu wajar, karena permintaan pasar berkurang drastis, pedagang maupun konsumen fokus merayakan lebaran di lingkungannya masing-masing. Sedikit sekali yang ke pasar. Pasokan dari sentra tentunya menyesuaikan,” jelasnya.

Menurut Ismail, kebutuhan cabai rawit pasar DKI Jakarta dan sekitarnya dipasok dari sentra Kediri, Blitar, Cianjur, Garut, Tuban, Bandung dan Sumedang. Tiap hari rata-rata masuk 120 ton cabai rawit ke pasar DKI Jakarta dan sekitarnya sehingga secara umum harga aman terkendali.

Untuk Cabai besar dipasok dari Cianjur, Sumedang, Majalengka, Kulonprogo, Tasikmalaya dan Bandung dengan pasokan rata-rata 85 – 93 ton/hari.

Sementara untuk kebutuhan bawang merah se-Jabodetabek dipasok dari sentra besar Brebes, Cirebon, Majalengka, Pati, Demak, Kendal, Pemalang, Tegal hingga Nganjuk, dengan rata-rata pasokan mencapai 220 – 240 ton per hari.

“Kami perkirakan untuk Cabai dan bawang merah aman stabil, kami mengawal ketat pasokannya. Tentu kami melibatkan berbagai pihak untuk pengamanan pasokan dan harga cabai dan bawang merah ini”, kata Ismail. Melalui Posko Cabai dan Bawang Merah Ditjen Hortikultura, terus kami catat harga harian komoditas ini di tingkat petani dan pasar lokal di seluruh Indonesia, serta harga di pasar induk dan retail DKI Jakarta.

"Pemantauan bahkan tetap dilakukan saat hari raya Idul Fitri untuk berjaga-jaga sekaligus sebagai sistem peringatan dini ( Early Warning System)," pungkas Ismail.

Dikonfirmasi melalui kontak seluler, Kasubdit Cabai dan Sayuran buah Ditjen Hortikultura, Mardhiyah Hayati, mengatakan bahwa pasokan cabai besar didominasi jenis cabai merah keriting dan jenis cabai besar TW. Jenis ini diserap untuk kebutuhan industri. Harga cabai besar TW yang sempat anjlok beberapa bulan lalu karena waktu itu banyak pertanaman.

“Kami bersama dengan Dinas Pertanian daerah dan para petani champion terus berupaya memenuhi kebutuhan industri maupun konsumsi langsung masyarakat,” tandas Mardhiyah.

Aseng, petani cabai besar asal Sumedang menyebut harga cabai besar TW di Jakarta kompetisi karena permintaan pasar Bandung meningkat dari biasanya. Selain itu, kini pedagang dan konsumen fokus persiapan lebaran bersama keluarga.

“Jalur transportasi menuju Jakarta dalam beberapa hari ini juga sedang digunakan untuk fokus arus mudik. Jalanan banyak yang macet dan tersendat. Sedikit banyak mempengaruhi ongkos transportasi. Jadi wajar ada dinamika harga,” ucap Aseng.

Senada, petani cabai andalan dari Kulonprogo DIY, Sukarman, mengaku tetap semangat menjalankan proses lelang cabe merah keriting. Tiap malam tidak kurang dari 5 ton dikirim ke pasar Jakarta untuk menambah pasokan.

"Saat ini petani di Kulonprogo khususnya Desa Bugel, sedang memasuki masa panen cabe merah keriting. Selama bulan Ramadhan kami rutin menyelenggarakan lelang cabai setelah sholat taraweh, supaya pasokan ke kota-kita besar termasuk Jakarta terjaga dan harga stabil," ungkap Sukarman semangat.

Sementara itu, tokoh petani bawang merah Nganjuk, Akad, memastikan pasokan bawang merah pada Ramadan dan Idul Fitri 1440 H tahun ini stabil dan terkendali.

Hal ini disebabkan karena sentra di Jawa Timur khusus nya Nganjuk memasuki panen raya hingga mencapai 1.000 hektar. Harga di tingkat petani saat ini rata rata 16 ribu hingga 18 ribu per kilogran.

"Pasokan dari Nganjuk ke wilayah Jabodetabek rata rata 35-40 ton per hari. Sebagian petani sekarang sudah mempersiapkan tanam untuk persiapan Idul Adha 1440 H. Harga bawang merah lebaran ini di konsumen stabil dan cukup bagus buat petani, jadinya mereka semangat tanam lagi," kata Akad senang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya