Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menjalankan salat Idul Fitri atau salat Id di Masjid Syajaratun Thayyibah yang ada di kompleks Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Nely Murni, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (5/6).
Selain Airlangga, hadir pula jajaran petinggi Partai Golkar seperti Ketua Dewan Pembina, Aburizal Bakrie, Wakil Ketua Dewan Kehormatan, Akbar Tanjung, Ketua Dewan Pakar, Agung Laksono, Sekjen Loedwijk F Paulus, dan Ketua DPP, Ace Hasan Syadzily.
Advertisement
Dalam sambutannya di perayaan Idul Fitri, Airlangga menekankan pentingnya menjaga persatuan, khususnya di kalangan umat Islam. Jika seluruh umat Islam bersatu, maka akan menjadi umat pemenang dalam kemaslahatan dan kebaikan.
Airlangga juga berpesan ke seluruh kader Partai Golkar agar menjadi politikus yang bersih dan mengedepankan kejujuran.
"Partai Golkar tidak hanya menaungi umat Islam tapi juga mengakomodir kepentingan-kepentingan umat Islam. Semoga ukhuwah kita semakin kuat dengan jalan silaturahmi semacam ini. Tapi tidak hanya dengan sesama umat Islam tapi dengan umat-umat lainnya," kata dia dalam sambutannya di sebelum salat Idul Fitri.
Bersihkan Hati
Menteri Perindustrian ini juga berharap agar momentum Idul Fitri ini bisa membersihkan hati setiap manusia dan bisa bertransformasi menjadi insan yang jauh lebih baik. "Kita bisa menjadi kader partai yang amanah dan konsisten dalam garis perjuangan partai," lanjutnya.
Pada salat Id yang dihadiri kader dan masyarakat sekitar Kantor DPP Partai Golkar ini, Ketua DPP Ace Hasan Syadzily bertugas sebagai khotib. Dalam khotbahnya, Ace menekankan pentingnya zakat dan fungsi serta manfaatnya dalam kehidupan sosial masyarakat. Zakat adalah kewajiban umat Islam yang bertujuan untuk membersihkan harta benda.
"Zakat mengajarkan kita untuk tidak bakhil, tidak pelit, tidak kikir dan menumpuk kekayaan. Karena setiap harta yang kita miliki pada hakikatnya juga terdapat hak makhluk Allah yang lain," pesannya.
"Melalui zakat manusia diajarkan memperhatikan aspek sosial kemasyarakatan. Mereka dituntut untuk merasakan dan berbagi rasa antar sesama umat. Zakat mengisyaratkan agar kita membangun solidaritas sosial sebagai landasan berinteraksi, bekerja sama, bergaul, dan membangun tatanan masyarakat," lanjutnya.
Advertisement