Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menyarankan pemudik agar kembali sebelum tanggal 8 hingga 9 Juni 2019. Sebab dua hari tersebut diprediksi merupakan puncak arus balik.
Menurut dia, jika pemudik yang kembali di Jakarta memilih untuk pulang di luar puncak arus balik, kepadatan arus lalu lintas akan lebih lancar.
"Saya sarankan pemudik, puncak akan terjadi tanggal 8 dan 9 (Juni). Mulailah balik ke Jakarta tanggal 7, kalaupun atau tanggal 6. Setelah sungkem-sungkem langsung pulang," kata dia, di Kementerian Perhubungan, Jakarta, seperti ditulis Rabu (5/6/2019).
Baca Juga
Advertisement
Dia menuturkan, periode arus balik akan lebih padat dibandingkan dengan arus mudik. Hal tersebut disebabkan jangka waktu arus balik yang lebih singkat dibandingkan arus mudik.
Oleh karena itu, menurut Budi, kebijaksanaan pemudik dalam merencanakan waktu kembali ke Jakarta sangat diperlukan.
"Karena tanggal 9 akan puncak mudik. Kita bayangkan sekarang ada 5 sampai 6 hari mudik. Nanti balik cuma 3 hari. Ada suatu kegiatan yang menumpuk," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kemenhub: Angka Kecelakaan Periode Mudik 2019 Turun 60 Persen
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat ada penurunan angka kecelakaan selama periode mudik tahun ini. Jika dibandingkan periode mudik sebelumnya, angka kecelakaan turun 60 persen.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan hal tersebut merupakan hasil dari serangkaian upaya yang dilakukan Pemerintah dalam mengatur arus lalu lintas saat mudik tahun ini.
"Keteraturan dari jalan tol, upaya kita melakukan pengurangan motor dan upaya kita melakukan ramp check terhadap bis kelihatan memberikan hasil angka kecelakaan yang menurun," kata dia, di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa, 4 Juni 2019.
Hingga H-2 lebaran, tercatat jumlah kecelakaan turun 60 persen dari tahun sebelumnya atau turun 495 kejadian. Tercatat rincian kecelakaan di tahun 2018 berjumlah 831 kejadian sedangkan tahun 2019 sebesar 336 kejadian.
Meskipun demikian, Budi menegaskan bahwa pemerintah tidak akan berpuas diri. Berbagai upaya untuk menekan kecelakaan bakal terus dilakukan, khususnya untuk menghadapi arus balik.
"Ada beberapa yang harus kita lakukan ramp check bis yang akan beroperasi mudik balik, bis wisata. Dan yang kedua saya dapat usulan dari PT KAI bahwa ada bahaya di lintasan sebidang," tandasnya.
Advertisement
Mudik Lebaran 2019, Jalur Selatan Jawa Jadi Rute Alternatif
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengatakan, jalan arteri nasional di jalur selatan Jawa tetap akan menjadi rute alternatif dan favorit pemudik pada saat arus mudik Lebaran 2019.
Dia meyakini, hal tersebut meski saat ini Tol Trans Jawa di sisi utara telah tersambung dari Merak sampai Probolinggo sepanjang 965 km.
"Pasti ini ada perimbangan. Euforia itu pasti akan melalui jalan tol yang sudah ada. Tetapi selatan ini tetap jadi favorit dan alternatif," ungkap dia di Nagreg, Kabupaten Bandung, Rabu 29 Mei 2019.
Oleh karena itu, ia pun mengajak pemudik agar jangan terlalu berfokus pada ketersediaan jalan tol dan turut memanfaatkan jalur arteri sehingga kepadatan lalu lintas bisa terurai.
"Jadi orang itu jangan menggunakan jalan tol saja. Oleh karenanya kita melihat ini untuk pastikan, jalan selatan bisa berjalan dengan baik," imbuh dia.
Tol Trans Jawa pada musim mudik kali ini siap digunakan sepanjang 965 km. Panjang jalan ini sekitar 82,6 persen dari total panjang tol yang menghubungkan Merak-Banyuwangi sejauh 1.167 km.
Beberapa skema pengaturan lalu lintas pun dipersiapkan demi mengurai kepadatan volume kendaraan di ruas tol tersebut saat arus mudik, yakni contra flow dan sistem satu arah atau one way.
Tak hanya di jalan tol, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat Rudy Sufahriadi membuka kemungkinan adanya penerapan sistem one way di jalan arteri jalur selatan.
"Tapi itu situasional, karena tergantung kepadatan lalu lintasnya nanti," ujar dia.