Cerita di Balik Batik Sawunggaling Pilihan Ani Yudhoyono untuk Idul Fitri 2019

SBY tak mengerti warna batik yang dipilih Ani Yudhoyono kali ini berwarna gelap atau jenis batik Sawunggaling.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jun 2019, 14:19 WIB
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta keluarga bersiazah ke makam almarhumah Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta. (Medeka.com/Nur Habibie)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku, bahan batik yang digunakan bersama anak, mantu dan cucunya pada hari raya Idul Fitri 1440 H ini merupakan pilihan isterinya, Ani Yudhoyono. Hal itu ia katakan pada saat ziarah ke makam Ani di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.

Beberapa waktu sebelum Ani Yudhoyono meninggal, ia lebih dulu memilihkan warna kain batik yang saat ini digunakan SBY dan kelurga. Hal itu karena memang Ani yang selalu memilihkan warna kain batik jelang Lebaran.

"Almarhumah sewaktu masih dirawat di RS Singapura yang berkaitan dengan Lebaran tahun ini 1 syawal 1440 H. Ibu Ani menjelang lebaran Idul Fitri dari dulu termasuk ketika 10 tahun menjadi ibu negara memikirkan apa pakaian kita," kata SBY sebelum menaburkan bunga, Jakarta, Rabu (5/6/2019).

"Ibu Ani lah yang memilih dan mengusulkan sebelum saya juga dimintai pendapat beserta anak-anak. Biasanya baju koko dan kemudian batik untuk halal bihalal," tambahnya.

Menurutnya, warna batik yang selalu dipilih Ani Yudhoyono berwarna terang. Namun, ia tak mengerti warna batik yang dipilih kali ini berwarna gelap atau jenis batik Sawunggaling.

"Bu Ani memilih batik berwarna hitam Sawunggaling, yang konon dari pengertian itu mengibaratkan sebuah burung yang terbang ke surga. Saya baru tahu memahami apa makna dari pilihan ini," ujarnya.

"Pesannya adalah, nanti kita lebaran di rumah sakit. Mari kita pakai batik itu di rumah sakit. Saya juga akan memakainya," tambahnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Alasan Pilih Batik Itu

SBY dan Ani Yudhoyono (Sumber: Instagram/aniyudhoyono)

Saat itu, SBY pun langsung bertanya kepada Memo panggilan akrab Ani. Kenapa ia ingin sekali menggunakan batik tersebut di saat masih berada di rumah sakit dan pada saat momen lebaran.

"Saya bertanya, Memo kan masih dirawat kan tidak perlu menggunakan batik biar kami saja menggunakan nanti foto bersama. Bisa nanti kita cari ruangan yang kita bisa sama-sama menggunakan batik," ucapnya.

Lalu, setelah bahan batik yang dipilih oleh Ani telah diubah menjadi sebuah pakaian. SBY pun langsung menunjukkan hasil dari ubahan bahan batik tersebut kepada Ani. Disaat itu, Ani pun menilai bagus pakaian tersebut. Terlebih warna dari bahan kain tersebut.

"Ada satu kain masih utuh yang belum dijahit, yang sekarang dipakai oleh cucu almarhumah, putri dari Agus Harimurti Yudhoyono dan Annisa Pohan. Kalau yang lain ini putri dari Edhie Baskoro Yudhoyono dan Aliya Rajasa, ada Airlangga, Sakti, dan Gayatri," ceritanya.

Setelah semua bahan batik berubah menjadi pakaian, ia pun segera mencari ruangan untuk foto bersama. Namun, ia bingung bagaimana memakaikan bahan batik yang masih sisa itu kepada Ani.

"Karena di RS ada peralatan yang digunakan Memo saat perawatan. Ternyata Subhanallah, kami tidak cukup cerdas dan tidak cukup sensitif memahami apa yang disampaikan Ibu Ani. Ternyata setelah Ibu Ani wafat mengembuskan nafas terakhir. Jenazah terbujur di ICU. Harus dibersihkan dan akan disucikan dan didoakan di masjid KBRI Singapura," jelasnya.

"Jenazah Ibu Ani ini lah yang ditutup kain batik yang Ibu Ani pilih. Jadi ternyata yang dimaksudkan 'saya juga akan pakai nanti' itu ternyata dipakaikan di ruang itu usai wafat," sambung SBY sambil menahan tangis.

Menurutnya, hari-hari terakhir bersama dengan Ani itulah yang dianggap kenangan paling indah.

"Itulah kenangan indah dan biasanya pula dengan batik ini kami saling meminta maaf, sungkem. Ibu Ani biasa sungkem kepada saya penghormatan istri kepada suami, dengan kasih sayang timbal balik. Dan kami juga sungkem ke Ibunda kami Sarwo Edhie, dan Ibunda saya Eyang Siti Habibah," tuturnya.

 

Reporter: Nur Habibie

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya