Moeldoko Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri Kartasura Sulit Dideteksi, Ini Sebabnya

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengaku sudah berkomunikasi dengan kepolisian terkait ledakan bom bunuh diri di pos polisi di Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jun 2019, 14:46 WIB
Kepala Staf Presiden RI, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengaku sudah berkomunikasi dengan kepolisian terkait ledakan bom bunuh diri di pos polisi di Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. Dia menilai, polisi belum mendeteksi keterlibatan pelaku dengan jaringan teroris tertentu.

"Saya sudah komunikasi dengan Kapolri, ini tidak terdeteksi memang ini perseorangan. ini tidak bermain dalam suatu jaringan sehingga cukup sulit terdeteksi," kata Moeldoko di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (5/6/2019).

Menurut dia, dilihat dari latar belakangnya, pelaku bom Kartasura berperilaku baik. Sebab itu, pihaknya belum tahu apa latar belakang pelaku melakukan teror tersebut.

"Kita jadi belum tau persis apa latar belakang dia sebenarnya. Apa yang menjadi garis perjuangan itu yang masih kita dalami ya," ungkap Moeldoko.

Namun pemerintah, tetap tingkatkan keamanan di Tanah Air usai bom Kartasura

"Tapi secara nasional, keamanan kita tingkatkan. Mudah-mudahan kesiagakan kita dengan kejadian itu justru semakin meningkat. Tadinya menghadapi lebaran ini sudah cukup bagus. Tapi setelah kejadian ini kita semakin meningkatkan upaya keamanan," lanjut Moeldoko.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 


Lone Wolf

Garis polisi melintang di lokasi ledakan bom di Pos Polisi Pantau, Bundaran Kartasura, Sukoharjo Selasa (4/6/2019). Bom bunuh diri terjadi pada Senin pukul 22.20 WIB yang mengakibatkan pelaku aksi teror kritis dan tujuh polisi selamat. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Polri menyebut terduga pelaku bom bunuh diri Kartasura masih amatir jika dievaluasi dari aksi dan peledak yang digunakannya. Dari aksinya pula, polisi menduga pelaku, RA merupakan lone wolf atau aktor tunggal dari teror yang terjadi Senin 3 Juni 2019 malam.

Namun, polisi masih mendalami asal paparan paham radikal ke pemuda berusia 22 tahun tersebut.

"Iya, masih kita dalami terus. Pelaku lone wolf ini terpaparnya dari suatu jaringan melalui kegiatan, pertemuan, konvensional atau dari media sosial. Ini tengah didalami Densus 88 dan tim Polda Jateng," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (4/6/2019).

Menurut dia, pendalaman polisi juga akan sampai ke jaringan yang mungkin terafiliasi dengan RA, meski dia merupakan aktor tunggal dalam bom bunuh diri di Kartasura.

"Untuk jaringannya apakah dia masuk dalam jaringan terstruktur atau dia sleeping sel dari ISIS, masih didalami," kata Dedi.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya