Jelang Idul Fitri, Eks Anggota ISIS Serang Personel Keamanan di Lebanon

Aksi penembakan oleh eks anggota ISIS melanda Lebanon jelang Idul Fitri.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jun 2019, 15:26 WIB
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Liputan6.com, Beirut - Menteri Dalam Negeri Lebanon Raya El Hassan mengatakan, seorang pria bersenjata melakukan penembakan membabi buta yang menewaskan empat personel keamanan di Tripoli, Lebanon Utara.

Hassan menambahkan, aksi brutal itu dijalankan olehseorang pria bernama Abdul-Rahman Mabsout dan diketahui sebagai mantan anggota ISIS. Tersangka melancarkan penembakan secara sendirian.

Dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (5/6/2019), situasi di tempat kejadian perkara kini sudah terkendali.

Hassan mengungkapkan hal itu kepada wartawan, pada Selasa, 4 Juni 2019 waktu Lebanon, beberapa jam setelah Mabsout melepaskan peluru ke deretan kendaraan polisi dan tentara, ia sambil mengendarai sepeda motor.

Seusai memuntahkan timah panas, Mabsout, menerobos masuk ke sebuah gedung apartemen dan bersembunyi di sana. Ketika dikonfrontasi polisi, ia meledakkan bom yang sengaja ia ikatkan di pinggangnya.

Dikabarkan oleh VOA, penembakan itu sendiri berlangsung pada Senin larut malam, menggegerkan kota pantai di Lebanon yang penduduknya mayoritas Muslim Sunni, yang sedang bersiap-siap merayakan Idul Fitri.


Bom Guncang Kabul Jelang Idul Fitri di Afghanistan, 5 Orang Tewas

Ilustrasi ledakan bom (iStockPhoto)

Sebelumnya di Afghanistan, para pejabat setempat mengatakan sebuah ledakan bom menghancurkan sebuah minibus yang membawa sejumlah pegawai pemerintah Kabul, Senin, 3 Juni 2019. Insiden ini menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai 10 lainnya, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia.

Serangan maut di ibu kota itu terjadi pada malam menjelang Idul Fitri dan bertepatan dengan kunjungan Utusan Khusus AS untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad ke kawasan tersebut.

Ia dijadwalkan akan melangsungkan putaran baru pembicaraan perdamaian dengan sejumlah utusan Taliban yang berbasis di Qatar. Ia dan delegasi berniat untuk mengakhiri perang di negara konflik itu, yang telah berlangsung 17 tahun.

Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Nasrat Rahimi, mengatakan sebuah bom rakitan digunakan dalam serangan itu, dan para korban umumnya adalah staf dari Komisi Independen Reformasi Pemerintahan dan Layanan Sipil Afghanistan.

Hingga berita ini dibuat, belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, yang terjadi sehari setelah tiga ledakan bom terpisah mengguncang ibu kota, menewaskan dua orang dan melukai 24 lainnya pada hari Minggu, 2 Juni 2019.

Kelompok ISIS telah mengaku sebagai pihak yang bersangkutan atas ledakan-ledakan itu, dan mengklaim bahwa mereka telah membunuh 33 warga Syiah, jurnalis dan tentara.

Serangan pada hari ini terjadi tidak lama setelah PBB menyerukan kepada para pemberontak Taliban dan pasukan Afghanistan terhadap dukungan AS untuk menghentikan kekerasan, sehingga memberi kesempatan kepada rakyat untuik merayakan Idul Fitri.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya