Liputan6.com, Jakarta Perayaan Lebaran di Indonesia bukan hanya satu hari. Momen hari raya ini jadi ajang silahturahmi yang panjang. Alhasil, santapan khas Lebaran bisa ditemui sekitar sebulan.
Mengingat perayaan Lebaran yang panjang, dokter spesialis gizi klinik Diana Sunardi menyarankan untuk makan dengan mengatur jumlah dan komposisi. Makan makanan yang ada dan lezat itu tentu boleh, asalkan bisa menakarnya.
Advertisement
"Lebaran di Indonesia bukan 1-2 hari. Setelah Lebaran hari 1 dan 2 masih ada halalbihalal yang bisa sampai selama satu bulan. Satu bulan (berat badan) bisa naik 2-4 kg. Ntar nuruninnya susah," kata Diana.
"Daripada seperti itu, lebih baik ditakar," saran staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Ingat 'Isi Piringku'
Selain mengingat jumlah kalori bagi tubuh, supaya tak makin lebar usai Lebaran, Diana menyarankan saat makan ingat pedoman 'Isi Piringku'.
"Sebenarnya, prinsipnya seperti makan biasa saja, kan ada (pedoman makan) Isi Piringku. Isi saja piringnya seperti komposi Isi Piringku," kata Diana dalam acara buka bersama bersama Aqua beberapa waktu lalu.
Secara umum, Isi Piringku menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat (dua per tiga) dan lauk pauk (sepertiga).
"Jadi, ambil karbohidrat sebanyak itu, ingat ya sambal kentang masuk karbohidrat," pesan Diana.
Lalu, masukkan sayuran bila tidak ada bisa diganti dengan acar. Bila tidak ada acar, bisa gantti dengan buah. Kemudian isi lagi dengan lauk pauk sesuai porsinya."Kalau mau opor ayam tapi pengen rendang juga bagaimana? Ambil potongan opor yang kecil, rendang juga yang kecil," pesannya.
Advertisement