Menhub Minta Operator Pelabuhan Konsisten Cek Kelaikan Kapal

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi meminta operator pelabuhan agar konsisten menjalankan prosedur pengecekan sebelum kapal diizinkan berlayar.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jun 2019, 11:30 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi periksa kesiapan Terminal Pulogebang. Dok: Maulandy R. Bayu Kencana

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi meminta operator pelabuhan agar konsisten menjalankan prosedur pengecekan sebelum kapal diizinkan berlayar.

Hal tersebut penting untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan penumpang.

"Hari ini saya memang memastikan agar semua manajemen dna pengelolaan dari pelabuhan Kali Adem ini berlangsung dengan baik. Sebenarnya berlangsung dengan baik itu sederhana yang penting kita konsisten. Konsistennya saya cek tadi satu apakah ada manifes. Yang tadi saya cek itu tadi ada (manifes)," kata dia, dalam kunjungan ke Pelabuhan Kali Adem, Jakarta Utara, Jumat (7/6/2019).

Setelah mengecek manifest, operator pelabuhan juga mesti selalu mengecek kondisi kapal. Dengan demikian, kapal yang berlayar benar-benar dalam kondisi laik jalan.

"Nah prosedur ini adalah prosedur baku. Saya minta pada kepala pelabuhan. Semua petugas petugas ini melajukan proses yang namanya membuat manifest dan mengecek di kapak apakah benar," tegas dia.

"Ada manifest tapi tidak dicek di kapal juga salah. Nah ini yang sering terjadi jadi bisa saja jumlahnya bertambah namanya lain kemudian yang menyulitkan kita apabila terjadi hal hal yang kita tak inginkan," imbuhnya.

Oleh karena itu, dia meminta kepada segenap petugas pelabuhan untuk menjalankan pengecekan tadi dari awal hingga kapal diberangkatkan.

"Saya memastikan tidak boleh ada kapal yang melebihi kapasitas. tidak boleh ada penumpang yang berangkat tanpa masuk manifest," ujar dia.

Dia pun meminta agar operator pelabuhan tak sungkan menyampaikan jika terjadi kekurangan armada. Hal tersebut tidak bisa jadi alasan untuk mengangkut penumpang melebihi kapasitas.

"Kalau terjadi kekurangan kita akan datangkan kapal dari tempat yang lain. Kami dengar sehari ini di sini hanya 400 (penumpang) kemarin 3.000 hari ini 5000. Lebih dari 10 kali lipat," ungkapnya.

"Saya lihat mereka dapat semacam ramp check. Pada kapal-kapal yang dicurigai sudah tidak baik harus dilakukan suatu cek dan kalau ternyata tidak laik ya nggak boleh bernagkat," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Budi Karya Sambangi Pelabuhan Kali Adem

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi cek arus penyeberangan dari pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara. (Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)

Sebelumnya, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengecek arus penyeberangan dari pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara. Budi yang tiba di lokasi sekitar pukul 07.15 langsung mengecek ke pelabuhan.

Di sela-sela kunjungan, Budi bahkan langsung turun tangan mengecek kelaikan kapal untuk melakukan penyeberangan. Salah satu yang dia periksa adalah manifes kapal.

"Manifes (kapal) kamu ada enggak? Yang kemarin ada enggak," kata dia, kepada salah seorang awak kapal di pelabuhan Kali Adem, Jumat, 7 Juni 2019. 

Berbagai kelengkapan perjalanan pun dia periksa. Dari dokumen kapal hingga SPB (Surat Persetujuan Berlayar) tidak luput dari perhatian Mantan Dirut Angkasa Pura II ini. Sertifikat nahkoda pun diperiksa oleh dia.

"Dokumen kapal mana? Jadi kapal sudah mau berangkat saya lihat. Surat kapal kamu mana," ujarnya.

Pantauan Merdeka.com, pelabuhan kali Kali Adem memang dipadati penumpang maupun penumpang. Kepadatan tersebut, kata Budi menjadi perhatian serius pemerintah.

"Saya lihat penumpang luar biasa banyak. Kita lakukan ramp check. Kita juga mau memastikan manifes. Kapal kan punya jumlah penumpang maksimal. Itu kami kontrol," tandasnya.


Menhub Sebut Mudik Lebaran 2019 Berjalan Lancar

Menhub Budi Karya Sumadi dan Menkes Nilla Moeloek meninjau persiapan mudik di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Kota Tangerang, Minggu (26/5/2019). Liputan6.com/Pramita

Sebelumnya, penyelenggaraan arus mudik 2019 bisa dikatakan berjalan lebih lancar dibandingkan tahun sebelumnya.

Ini menunjukkan pembangunan infrastruktur yang menghubungkan kota ke kota baik di Jawa maupun Sumatera dan penyiapan strategi-strategi berhasil mengurai kemacetan.

"Tahun 2019 merupakan suatu pembuktikan bahwa pembangunan infrastruktur sangat berguna bagi masyarakat dari kota ke kota. Terbukti perjalanan mudik tahun ini dari Jakarta ke Semarang enam jam, Jakarta ke Solo 8 jam, Jakarta ke Surabaya kurang dari 10 jam. Hal yang sangat menggembirakan terutama bagi pemudik. Masyarakat puas karena mudik tahun ini lancar," tutur Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, seperti dikutip dari laman Antara, Rabu 5 Juni 2019.

Tidak hanya melalui segi infrastruktur, keberhasilan penyelenggaraan mudik 2019 juga merupakan kerja sama yang baik antarpemangku kepentingan.

"Saya mengapresiasi kerja sama pemerintah pusat dengan Polri, pemda yang turut membantu kelancaran mudik. Mereka bekerja dengan baik seperti tidak terjadi kemacetan di pasar tumpah, bahkan wilayah yang biasanya macet, kemarin ini lancar.

Dalam kesempatan itu, Budi juga mengimbau pemudik untuk kembali ke Jakarta pada 6-7 Juni 2019.

"Puncak arus balik diprediksi pada 8 dan 9 Juni, karenanya saya menganjurkan para pemudik untuk kembali ke Jakarta pada 6 atau 7 Juni," tutur dia.

Mengenai angka kecelakaan, Budi menuturkan, kecelakaan lalu lintas turun sekitar 60 persen pada arus mudik 2019. Angka ini cukup menggembirakan, mengingat aspek keselamatan dapat ditingkatkan dalam perjalanan mudik 2019.

"Ada suatu data yang signifikan, yaitu angka kecelakaan menurun drastis mencapai 60 persen dibandingkan tahun lalu. Artinya isu-isu yang telah kita upayakan agar mudik berjalan lancar dan keamanan itu berhasil," ujar dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya