Mengenal Sisi Lain Proklamator RI Lewat Beringin Soekarno

Orang lebih mengetahui dia menyukai seni dan literasi, tetapi ternyata Soekarno juga menyukai tanaman.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 08 Jun 2019, 11:00 WIB
Pohon beringin yang berada di kampus pascasarjana USD menjadi salah satu bukti kecintaan Soekarno terhadap tanaman (Liputan6.com /Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta Presiden pertama sekaligus proklamator RI Soekarno ternyata memiliki kegemaran lain yang jarang diketahui orang banyak. Orang lebih mengetahui dia menyukai seni dan literasi, tetapi ternyata Soekarno juga menyukai tanaman.

Sebuah pohon beringin dengan diameter akar sekitar dua meter berdiri kokoh di tengah taman sebuah kampus swasta di Yogyakarta. Daunnya rimbun, batangnya menjulang. Pohon beringin menjadi atap bagi taman yang mampu mengahalau terik matahari.

Taman bernama Beringin Soekarno itu terdapat di Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, tepatnya di kampus pascasarjana Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman. Sesuai namanya, pohon beringin itu memang ditanam langsung oleh Soekarno.

Cerita itu bermula ketika Soekarno yang memiliki kedekatan dengan Romo Driyarkara, Rektor USD yang kala itu masih bernama IKIP Sanata Dharma. Soekarno menyambangi USD pada 8 April 1961.

Ia bermaksud meresmikan pembangunan asrama mahasiswa Realino yang telah selesai. Sebagai simbol peresmian yang sarat filosofi, Soekarno menanam beringin.

"Soekarno itu dikenal sebagai orang yang suka nenepi atau mencari inspirasi di tempat tenang dan dalam konsep Jawa, pohon beringin itu bagus sebagai tempat yang teduh," ujar Silverio RL Aji, dosen sejarah USD, beberapa waktu lalu.

Rio menjelaskan dalam kebudayaan Jawa, pohon beringin memiliki nilai sakral dan bisa menghadirkan sesuatu yang mencerahkan. Demikian pula maksud Soekarno menanam pohon beringin saat meresmikan asrama mahasiswa Realino.

Simak video pilihan berikut

 


Mengayomi

Pohon beringin yang berada di kampus pascasarjana USD menjadi salah satu bukti kecintaan Soekarno terhadap tanaman (Liputan6.com /Switzy Sabandar)

Keberadaan beringin Soekarno di asrama Realino juga sebagai simbol mengayomi. Sebab asrama itu tidak hanya diisi mahasiswa USD, melainkan juga mahasiswa dari UGM, UIN Sunan Kalijaga, UAJY, dan UNY.

Setelah asrama mahasiswa tidak lagi beroperasi, beringin Soekarno menjadi simbol kampus pascasarjana USD. Beringin Soekarno tetap rutin dipelihara.

"Kalau tidak dirawat pohon bisa tumbang," tutur Rio.

Perawatan khusus yang biasa diterapkan untuk beringin Soekarno adalah memotong dahan secara berkala. Dahan yang bercelah memungkinkan aliran angin bisa lewat.

Pohon beringin juga membuat sumber mata air tetap terjaga. Sebab, pohon ini bisa menangkap air cukup banyak.

 


Kiprah di Mekkah

Dosen Sejarah USD Silverio RL Aji menjelaskan tentang sejarah pohon beringin Soekarno yang berasa di taman Kampus Pascasarjana (Liputan6.com /Switzy Sabandar)

Rio menuturkan selain menanam pohon di negeri sendiri, kecintaan Soekarno terhadap tanaman juga sampai Mekkah. Ia pernah menghijaukan beberapa lokasi di Arafah pada 1960-an.

Seperti yang dikutip dari laman kemenag.go.id, Soekarno menanam pohon mindi ketika ia melangsungkan ibadah haji pada 1960-an. Ia mengirimkan ribuan bibit pohon dan ahli tanaman dari Indonesia untuk mengembangbiakkan tanaman yang memang cocok tumbuh di daerah tandus itu.

Saat itu, Soekarno merupakan tokoh berpengaruh di negara-negara anggota Gerakan Nonblok, sehingga ia bisa mudah menawarkan ide ini kepada masyarakat Arab yang dikenal keras pendiriannya.

Pohon yang dikenal sebagai Pohon Soekarno itu sampai kini tumbuh subur di berbagai sudut kota Arab Saudi, seperti Mekkah, Madinah, dan Jeddah. Terutama di Padang Arafah, pohon ini memenuhi sebagai besar wilayah itu dan berdiri setinggi dua sampai tiga meter di sepanjang jalan.

"Soekarno memang mencintai tanaman, tetapi literatur yang mengulasnya secara khusus sampai sekarang belum ada, biasanya hanya diceritakan atau terselip dalam satu bagian literatur saja," kata Rio.         

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya