Liputan6.com, Jakarta - David Armstrong-Jones akhirnya buka suara terkait keputusan menjual mahkota ibunya, Putri Margaret, yang dipakai di momen pernikahan pada 1960. Lelaki yang bergelut di bidang pemubuatan furniture ini mengatakan bukan hal mudah mengambil langkah tersebut.
Tapi, melansir dari Hello, Sabtu (8/6/2019), keputusan ini jadi opsi paling rasional, lantaran David dan saudara perempuannya, Lady Sara Chatto, memiliki tagihan pajak senilai 3 juta pound sterling atau sekitar Rp 55 miliar setelah ibu mereka meninggal dunia.
Mengurangi beban nilai tersebut, mahkota pernikahan adik Ratu Elizabeth II ini laku 900 ribu pound sterling atau Rp 16 miliar dalam sebuah lelang. "Sebenarnya ada banyak alasan, di mana yang utama adalah finansial, mengapa kami akhirnya memutuskan menjual mahkota milik ibu," kata David.
Baca Juga
Advertisement
David juga sempat jadi sorotan ketika dikabarkan bersedia menulis biografi tentang Putri Margaret, awal tahun ini. Tapi, tak lama setelah kabar tersebut beredar, lelaki 57 tahun mengonfirmasi bahwa ia tidak sedang menulis buku apapun.
Adik Ratu Elizabeth II yang meninggal di usia 71 tahun ini telah dijadikan tokoh utama dalam begitu banyak buku dan series televisi, termasuk The Crown. Drama di Netflix tersebut memperlihatkan figur Putri Margaret muda yang dekat dengan ragam pesta, serta hubungan tak berjalan mulus bersama sederet lelaki, termasuk mantan suaminya, Antony Armstrong-Jones.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pernikahan Putri Margaret
Putri Margaret dan Antony tercatat menikah pada 1960 dan memutuskan bercerai di tahun 1978. Keduanya bahkan diketahui mulai menjauh satu sama lain di awal tahun 70-an.
Setelah berpisah dari adik Ratu Elizabeth II tersebut, Anthony kembali menikah dengan perempuan bernama Lucy Lindsay-Hogg. Pernikahan keduanya lalu kandas di tahun 2000.
Advertisement