Liputan6.com, Konawe Utara - Hujan deras mengguyur Kabupaten Konawe Utara (Konut) sejak Sabtu (1/6/2019) hingga Minggu (9/6/2019) menyebabkan sekitar 1.000 rumah terendam banjir, dan ribuan orang mengungsi sejak Jumat (7/6/2019).
Data resmi dari BPBD Konawe Utara mengungkap, sebanyak 4.089 orang mengungsi, jumlah ini terdiri dari 1054 kepala keluarga yang bermukim di enam kecamatan.
Advertisement
Selain hujan yang berkepanjangan, banjir juga disebabkan luapan sungai Lasolo dan rendahnya beberapa lokasi pemukiman warga di enam kecamatan. Keenamnya yakni Kecamatan Andowia, Asera, Oheo, Langgikima, Landawe dan Wiwirano.
"Saat ini, warga korban banjir sudah diupayakan berada di lokasi yang aman. Kami masih melakukan evakuasi pada sejumlah warga yang menjadi korban," ujar Kepala Bidang Kedaruratan Bencana BPBD Konawe Utara Djasmuddin kepada Liputan6.com, Minggu (9/6/2019).
Dari enam kecamatan yang terendam banjir, sebanyak 28 desa terisolasi. Penyebabnya, sejumlah akses jalan dan jembatan putus menuju ke sejumlah desa.
"Jalan terendam banjir, arus kendaraan tersendat sehingga pengendara motor dan roda empat banyak yang terhalang menuju lokasi," tambah Djasmuddin.
Kerusakan Akibat Banjir
Kerugian akibat kerusakan fasilitas umum karena banjir yang melanda Konawe Utara ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah. Hingga Minggu (9/6/2019), tercatat ada 56 unit rumah warga hanyut terbawa banjir.
Bupati Konawe Utara, Ruksamin sudah meninjau langsung kondisi pengungsi yang tersebar di sekitar enam kecamatan. Data yang dikeluarkan bupati bersama BPBD Konut, tercatat kerugian makin bertambah setiap hari.
Sebanyak 970,3 hektare sawah terendam dan 432 hektar tambak ikan air asin terendam di Kecamatan Motui. Tidak hanya itu, ada 11 hektare kebun palawija yang rusak dan terancam gagal panen.
Sebanyak 83,5 hektare tanaman jagung juga terendam banjir. Jagung, diketahui merupakan komoditas andalan yang dibudidayakan Pemkab Konawe Utara.
"Sejauh ini, kami sudah tempatkan pengungsi di wilayah yang aman. Tim BPBD dan Pemda masih melakukan peninjauan ke sejumlah lokasi," kata Ruksamin.
Untuk fasilitas publik, sebanyak 3 jembatan yang berada di wilayah Kecamatan, Asera dan Oheo tidak bisa diakses karena putus. Paling parah di Asera, sejumlah pengendara motor dan roda empat terjebak di jalur jembatan dan jalan yang putus.
Sejumlah fasilitas pendidikan juga ikut terendam. Diantaranya, 4 unit bangunan sekolah dasar dan 1 unit sekolah menengah pertama.
"Satu buah puskesmas dan tiga buah masjid juga terendam. Sejauh ini komunikasi di wilayah yang terendam banjir masih sulit karena jaringan telepon seluler terganggu," ujar Bupati Konut.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement