Liputan6.com, Garut - Setelah rehat sebulan selama Ramadan, ratusan satwa Taman Satwa Cikembulan, Kadungora, Garut, Jawa Barat mulai menyapa pengunjung saat libur lebaran kali ini. Mereka kembali berinteraksi dengan manusia, untuk memberikan hiburan gratis dari tingkah lucunya.
Pengelola Taman Satwa Cikembulan (TSC) Rudy Arifin mengatakan, sejak hari pertama liburan lebaran berlangsung, lembaganya langsung kebanjiran pengunjung yang datang.
“Wajar saja karena memang animo masyarakat cukup tinggi,” ujarnya, Minggu (9/6/2019).
Mereka didominasi pengunjung lokal Garut, termasuk para tamu yang tengah berlibur dan bersilaturahmi di kota Intan saat ini. “Memang banyak keuntungan yang bisa diambil jika berkunjung ke sini,” kata dia bangga.
Selain pengenalan sisi edukasi bagi buah hati mengenai nama binatang, juga merupakan sarana silaturahmi yang efektif dengan sesame anggota keluarga. “Sambil bermain, juga bisa sekalian acara halal bihalal keluarga,” ujarnya.
Baca Juga
Advertisement
Tak mengherankan beberapa gazebo dan tempat kumpul para pengunjung, selalu digunakan mereka untuk melakukan silaturahmi antar keluarga. “Tak sedikit bahkan mereka sengaja menggelar acaranya di sini, dari kita silahkan saja, selama tempatnya memenuhi,” ujar Rudy.
Desi (27), salah satu pengunjung lokal Garut mengaku kerap melakukan halal bihalal, di area taman satwa, saat liburan lebaran tiba. “Tempatnya memang mendukung, jadi sekalian membawa anak-anak berlibur, kita pun antar keluarga bisa bertemu di sini,” ujarnya.
Acara halal bihalal yang sebagian besar didominasi kegiatan silaturahmi dan makan-makan tersebut, memberikan keceriaan tersendiri bagi warga. “Buat kami jelas sebuah keuntungan, sebab selain bisa berkumpul bersama keluarga juga, ada nilai positifnya buat anak-anak,” ujarnya.
Rudy mencatat, selama tiga hari lebaran, tercatat sekitar 12 ribu lebih pengunjung, telah memadati kawasan taman satwa Cikembulan seluas empat hektar tersebut. “Sebagian besar memang dari Garut, tetapi ada juga dari luar seperti Jabodetabek,” kata dia.
Hiburan Gratis
Untuk memberikan pelayanan ekstra bagi pengunjung, pengelola taman satwa cikembulan sengaja menggelar berbagai hiburan secara gratis, mulai live musik, hingga pertunjukan kesenian lainnya. “Kita sengaja libatkan komunitas seni masyarakat sekitar, untuk memberikan hiburan bagi pengunjung,” kata dia.
Sebut saja komunitas seni tari, pencak silat hingga alunan music khas sundaan, sengaja ditampikan untuk menghibur pengunjung. “Antusiasme pengunjung cukup tinggi, tak sedikit yang ikut juga bernyanyi,” ujar Rudy.
Menurutnya, selain memberikan hiburan bagi pengunjung, pementasan berbagai komunitas kesenian masyarakat sekitar taman, diharapkan menjadi salah satu pola kerjasama menunguntungkan bagi kedua belah pihak.
“Jangan kami saja yang menikmati limpahan pengunjung, namun mereka juga kami ajak bergabung,” kata dia.
Dampaknya, sejak dua tahun berlangsung, tingkat kunjungan ke taman satwa semakin bertambah, serta keterlibatan masyarakat sekitar, semakin tinggi. “Alhamdulillah mulai pengelolaan parkir hingga hal teknis di luar taman, kami serahkan ke masyarakat sekitar,” ujarnya.
Advertisement
Satwa Primadona
Saat ini total satwa kelolaan Taman Satwa Cikembulan berjumlah 444 ekor, campuran antara satwa dilindungi dan tidak. Rincinnya sekitar 220 satwa dilindungi, sedangkan sisanya 187 tidak dilindungi negara. "Sekitar 70 persen di antaranya masih didominasi jenis aves atau burung," kata dia.
Spesises jenis aves atau burung hingga kini masih menjadi pengoleksi terbanyak taman, pengunjung bisa menikmati hampir di seluruh sudut taman. Sedangkan jenis lainnya seperti reftil dan primate, masih berada dibawahnya.
Meskipun terbilang mini, fasilitas taman satwa terbilang cukup lengap, mulai gazebo, restoran, area mainan anak, kuda tunggang, ATV termasuk ruang pertemuan atau gathering yang menampung sampai 100 orang.
Khusus liburan kali ini, beberapa spesies yang menjadi prioritas tontonan pengunjung yakni singa, harimau, beruang madu, buaya, siamang dan orang utan. “Kebetulana da anak singa berusia setahun, tingkahnya cukup menggemaskan,” ujar Rudy.
Namun untuk memberikan rasa aman bagi mereka, pengelola kerap mengingatkan agar jangan memasukan tangan ke dalam sangkar kandang hewan buas tersebut. “Karena bagaimana pun keamanan pengunjung tetap menjadi prioritas kita juga,” ujarnya.