Ekonom Prediksi Inflasi 0,54 Persen pada Mei 2019

Inflasi Mei 2019 tersebut didorong kenaikan inflasi sejumlah harga pangan.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Jun 2019, 09:45 WIB
Seorang pedagang memasukan bumbu masak di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (3/1). Pencapaian ini lebih rendah dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 3,61%. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Inflasi Mei 2019 diperkirakan mencapai 0,54 persen month on month (MoM) atau 3,17 persen YoY. Inflasi tersebut didorong kenaikan inflasi sejumlah harga pangan.

Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menuturkan, kenaikan inflasi kelompok pangan seperti daging ayam, bawang putih, cabai merah dan telur ayam dipengaruhi oleh kenaikan permintaan menjelang Lebaran meskipun terdapat beberapa harga komoditas yang cenderung turun yaitu beras dan bawnag merah.

Ia menilai, inflasi pangan cenderung terkendali seiring penguatan koordinasi pengendalian harga oleh Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

"Inflasi Mei 2019 diperkirakan mencapai 0,54 persen MoM atau 3,17 persen YoY," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin (10/6/2019).

Selain kelompok bahan pangan, inflasi Mei 2019 juga dipengaruhi kenaikan inflasi kelompok transportasi seiring dengan kenaikan tarif pesawat sejalan dengan kenaikan permintaan konsumen dalam rangka mudik Lebaran.

"Meski pun inflasi cenderung meningkat pada Mei dan Juni, namun inflasi akan cenderung kembali normal pada kuartal III 2019 seiring kembali normalnya harga pangan dan tarif transportasi. Dengan demikian hingga akhir tahun, inflasi diperkirakan berkisar 3-3,5 persen YoY sesuai dengan target inflasi Bank Indonesia," tutur dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Prediksi Menko Darmin

Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution memperkirakan, inflasi Lebaran 2019 tidak akan berbeda jauh dari kisaran tahun lalu.

Hal ini ia ungkapkan saat menggelar konferensi pers, di rumah dinasnya di Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu, 5 Juni 2019.

"Inflasi Lebaran tidak terlalu beda jauh dari tahun lalu berkisar 0,5 hingga 0,6 persen. Bisa meleset tapi perkiraan saya enggak jauh," ujar dia.

Darmin menambahkan, hal ini disebabkan karena kenaikan beberapa harga seperti cabai, bawang putih yang masih tinggi.

Meskipun dibandingkan dengan bulan biasanya, inflasi Ramadan dan Lebaran ini terbilang inflasi yang cukup tinggi, karena pada bulan biasanya inflasi hanya mencapai 0,3 persen saja. Namun, dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu, inflasi pada tahun ini masih terbilang rendah.

"Tinggi enggak itu? dibanding bulan Lebaran itu enggak tinggi, tapi kalau dibandingkan bulan lainnya itu tinggi karena biasanya di bawah 0,3 persen," ujar dia.

Sebelumnya, Darmin Nasution juga sudah memperkirakan inflasi yang terjadi pada Mei 2019 ini bakal berada di kisaran 0,5 hingga 0,6 persen. Hal ini dikeranakan akibat adanya lonjakan dari beberapa harga pangan pada saat Ramadan.

 


Survei BI

Pembeli membeli daging ayam di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, memperkirakan inflasi di Minggu akhir Mei 2019 sebesar 0,47 persen secara month to month (mtm). Inflasi tersebut secara umum masih terkendali.

"Inflasi masih tidak jauh berbeda dan inflasi month of the month itu sekitar 0,47 dan year on year masih dikisaran 3,1 persen, hal ini menunjukkan masih stabil," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat, 31 Mei 2019.

Inflasi 0,47 persen tersebut disumbang oleh ayam dan bawang putih yang mengalami kenaikan harga. Sebab, permintaan dua komoditas tersebut meningkat sehingga harganya mengalami kenaikan harga.

"Yang harganya naik, cabai merah, daging ayam, daging ayam, bawang putih dan beberapa buah," jelas Perry.

Sementara itu, kebijakan pemerintah mengenai tarif batas atas (TBA) angkutan udara membuat tarif turun. Walau demikian, tarif angkutan udara masih akan menyumbang inflasi. "Sementara yang turun bawang merah, beras, tarif angkutan udara juga beberapa sayuran," tandasnya.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya