Fakta Menarik Timnas Indonesia U-23 Usai Gilas Filipina 5-0

Timnas Indonesia U-23 menutup Merlion Cup 2019 di peringkat ketiga usai mengalahkan Filipina 5-0. Ada beberapa fakta menarik yang bisa diulas.

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 10 Jun 2019, 14:50 WIB
Pelatih Alexander Gama menyebut Thailand sebenarnya bisa tampil lebih baik lagi dan menang dengan skor lebih dari 2-1 melawan Timnas Indonesia U-23. (dok. FAS)

Jakarta Timnas Indonesia U-23 tampil trengginas saat melawan Timnas Filipina U-23 pada partai perebutan tempat ketiga Merlion Cup 2019 di Stadion Jalan Besar, Singapura, Minggu (9/6/2019).

Tampil efektif dengan komposisi starter anyar, skuat berjulukan Garuda Muda itu mampu berpesta lima gol ke gawang Filipina U-23. Timnas Indonesia U-23 pun mengakhiri Merlion Cup di peringkat ketiga. 

Berondongan lima gol Timnas Indonesia U-23 ke gawang Filipina U-23 dicatatkan oleh Muhammad Rafli (6, 60, 68), Rizky Dwi Febrianto (47), dan Asnawi Mangkualam (74).

Pelatih Timnas Indonesia U-23, Indra Sjafri, mengganti enam pemain ketika takluk 1-2 dari Thailand U-23. Di pos kiper, Nadeo Argawinata lebih dipercaya dibandingkan Satria Tama.

Indra Sjafri juga menurunkan Rifad Marasabessy dan Nurhidayat Haji Harus untuk mengisi pos yang ditinggalkan Asnawi Mangkualam serta Bagas Adi Nugroho.

Lalu, posisi Muhammad Luthfi Kamal, Hanif Sjahbandi, dan Septian Bagaskara diisi oleh Rachmat Irianto, Sani Rizki, dan Muhammad Rafli.

Kemenangan 5-0 atas Filipina membuat Timnas Indonesia U-23 meraih peringkat ketiga Merlion Cup 2019.


Kejelian Indra Sjafri

Timnas Indonesia U-23 Vs Filipina U-23 di Stadion Jalan Besar, Singapura, Minggu (9/6/2019). (PSSI)

Indra Sjafri terlihat banyak belajar dari kekalahan 1-2 atas Thailand. Ketika berhadapan dengan Filipina U-23, arsitek asal Sumatera Barat ini bereksperimen dengan menempatkan pemain di luar posisi aslinya.

Rachmat Irianto dan Muhammad Rafli terlihat bermain lebih ke depan. Irianto, yang notabene seorang bek tengah, diplot menjadi gelandang bertahan untuk menggantikan Luthfi Kamal.

Irianto menjawab kepercayaan Indra Sjafri dengan baik. Tampil lugas, pemain Persebaya Surabaya ini berulang kali berhasil memotong serangan Filipina U-23.


Eksperimen Berbuah Hasil

Pemain Timnas Indonesia U-22, Muhammad Rafli, mengamati rekannya saat latihan di Lapangan ABC Senayan, Jakarta, Senin (7/1). Latihan ini merupakan persiapan jelang Piala AFF U-22. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Perjudian terbesar Indra Sjafri ialah mengubah peran Muhammad Rafli, dari seorang pemain yang terbiasa bermain sebagai gelandang di klub, menjadi penyerang tengah di Timnas Indonesia U-23.

Tak jadi starter ketika berhadapan dengan Thailand U-23, Rafli dipercaya Indra Sjafri menjadi juru gedor utama Timnas Indonesia U-23 saat melawan Filipina U-23. Pemain berusia 20 tahun ini membayar kepercayaan sang pelatih dengan penampilan gemilang.

Seolah tak kaku setelah berganti peran, Rafli terlihat rileks menjadi tumpuan di lini depan. Lewat beragam kerja sama apik dengan rekan setimnya, Rafli mampu menggelontorkan tiga gol ke gawang Filipina U-23.

Posturnya yang gagah dengan tinggi yang lebih dari 180 cm membuat Rafli cocok diplot sebagai penyerang tengah. Untungnya, Rafli sempat bertugas sebagai striker di awal kariernya.

Rafli yang tak loyo mampu berduel dan bekerja sama operan satu dua dengan para gelandang Timnas Indonesia U-23. Perubahan posisi ini pun layak diterapkannya ketika kembali membela Arema FC.


Peran Gelandang Serang Tak Mencolok

Pemain Timnas Indonesia U-23, Gian Zola, melakukan pendinginan saat latihan di Stadion Madya, Jakarta, Kamis (14/3). Latihan ini merupakan persiapan jelang Kualifikasi Piala AFC U-23. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Pakem 4-2-3-1 menitikberatkan pada permainan sayap, namun, juga melibatkan seorang playmaker untuk mengatur serangan. Akan tetapi, walaupun berhasil pesta gol ke gawang Filipina, peran gelandang serang Timnas Indonesia U-23 masih belum kelihatan.

Indra Sjafri masih mempercayai Gian Zola untuk mengemban tugas gelandang serang, setelah tidak memanggil Egy Maulana Vikri. Namun, permainan pemain Persib Bandung itu kurang mencolok.

Operan, liukan maupun daya jelajah Zola minim terlihat. Malahan, Sani Rizki yang bertugas sebagai gelandang box to box lebih aktif menerobos ke dalam kotak penalti dan memberikan umpan-umpan matang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya