Liputan6.com, Jakarta Meski Ramadan dan Lebaran telah usai, namun kebiasaan berpuasa boleh dilanjutkan. Ada banyak manfaat dari aktivitas ini.
"Kalau hari biasa, seminggu sekali puasa sehari penuh tidak apa-apa. Asal kuat saja menahan lapar," kata Ketut Suastika, dokter spesialis endokrinologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu, ditulis Senin (10/6/2019).
Advertisement
Menurutnya, kebiasaan berpuasa bisa membuat lemak yang didapat dari makanan akan diubah menjadi karbohidrat lagi.
Ketut mengatakan, ada manfaat yang didapatkan dengan berpuasa. Salah satunya dalam mengontrol gula darah dan menjaga tubuh dari penuaan dini.
Tubuh akan mengeluarkan insulin ketika seseorang makan secara terus menerus. Selain berpengaruh pada gula darah, ini juga memicu penuaan sel yang berpotensi menyebabkan kanker.
"Jadi puasa itu bagus karena sel-sel tidak cepat tua dan mencegah risiko kanker. Tidak bagus ketika orang memiliki kondisi diabetes tertentu misalnya, tapi pada orang normal, itu bagus," ujar Ketut.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini:
Tidak Makan Berlebihan
Nila F. Moeloek, Menteri Kesehatan Republik Indonesia juga memiliki pendapat yang sama. Meski sudah lewat Ramadan dan Idul Fitri, kebiasaan berpuasa di waktu-waktu tertentu juga boleh dilanjutkan.
"Kalau Muslim, setelah Lebaran biasa ada puasa syawal, nah itu boleh," kata Nila di stasiun Gambir, Jakarta beberapa waktu lalu.
Nila mengatakan, ada manfaat dari kebiasaan berpuasa itu sendiri. Salah satunya dalam mengatur apa yang masuk dalam tubuh kita.
"Kita makan jadi diatur. Dalam porsi, tidak mungkin kita makan sebanyak-banyaknya," tambahnya.
Beberapa puasa yang banyak dilakukan masyarakat antara lain seperti puasa Senin Kamis dan puasa syawal. Sementara, di luar tradisi keagamaan, salah satu jenis puasa yang bermanfaat untuk menurunkan berat badan adalah diet puasa atau intermittent fasting.
Advertisement