Banjir Menerjang Sultra, Kabupaten Konawe Utara Terparah

Hujan deras yang mengguyur wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) sejak Sabtu (1/6/2019), menyebabkan 4 kabupaten terendam banjir.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 10 Jun 2019, 10:29 WIB
Banjir yang terjadi di wilayah Konawe Utara, ribuan warga mengungsi karena pemukiman terendam banjir hingga setinggi 3 meter. (Liputan6.com/ Ahmad Akbar)

Liputan6.com, Konawe - Hujan deras yang mengguyur wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) sejak Sabtu (1/6/2019), menyebabkan 4 kabupaten terendam banjir, antara lain Kolaka Timur, Konawe Utara, Konawe, dan Konawe Selatan.

Banjir menerjang wilayah pemukiman, pertanian dan fasilitas publik yang berada di wilayah rendah. Tercatat, ribuan unit rumah dan ribuan hektare sawah terendam yang disebabkan air sungai meluap.

Di Kabupaten Kolaka Timur, tercatat ada enam kelurahan dan desa yang terendam banjir. Ketinggian air mencapai 1 meter lebih pada Minggu (9/6/2019).

Banjir juga merendam sekitar 150 hektare sawah yang tersebar di wilayah itu. Beruntung, pemukiman warga yang berbentuk rumah panggung menyebabkan warga tidak mengungsi dan memilih tinggal di rumah.

"Warga siaga, namun rata-rata warga membangun rumah setinggi 1 meter. Jadi, mereka urung mengungsi," ujar Kepala BPBD Kolaka Timur Herman Amin kepada Liputan6.com, Minggu (9/6/2019).

Kabupaten Konawe Utara paling parah. Jumlah pengungsi sudah mencapai 4.089 orang. Hingga saat ini, Pemda Konawe Utara sudah mengevakuasi ratusan warga yang rumahnya terendam banjir.

Kepala Bidang Kedaruratan Bencana BPBD Konut Djasmuddin mengatakan, warga diarahkan menempati lokasi yang lebih tinggi. Evakuasi dibantu tim BPBD, Basarnas dan warga.

"Pengungsi sudah aman. Namun, rumah mereka tinggalkan dalam kondisi terendam," ujarnya.

Data yang berhasil dihimpun Liputan6.com mengungkap, sebanyak 56 rumah hanyut, sedangkan seribu lebih lainnya terendam hingga setinggi 2 meter.

Dua kabupaten lainnya, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe, kondisinya hampir mirip. Hingga Minggu (9/6/2019) ada ratusan hektare sawah dan puluhan rumah terendam.

Kepala BPBD Konawe Selatan Adiwarsyah Toar mengatakan hingga saat ini masih ada puluhan rumah yang terendam. Sekitar 50 hektare persawahan di Wilayah Kecamatan Konda juga terendam setelah hujan mengguyur wilayah itu sejak pekan lalu.

"Pengungsi belum ada. Namun, rumah masih terendam, warga tetap siaga bencana," ujar Adiwarsyah Toar.

 

 

Jembatan yang menjadi jalur trans Sulawesi di wilayah Kecamatan Asera Kabupaten Konawe Utara putus, Minggu (9/6/2019). (Liputan6.com/ Ahmad Akbar)

Mengungsi ke Gunung

Warga Konawe Utara mengungsi akibat banjir yang menerjang pemukiman. Tercatat jumlah pengungsi sudah mencapai 4.089 orang hingga Minggu (9/6/2019). (Liputan6.com/ Ahmad Akbar)

Warga Kabupaten Konawe Utara yang rumahnya terendam banjir di Kecamatan Oheo memilih mengamankan diri di wilayah pegunungan. Warga mengungsi sejak Sabtu (8/6/2019) malam.

Ratusan warga yang ada di wilayah desa meninggalkan rumah dengan kondisi pakaian di badan. Warga tidak membawa bahan makanan yang cukup selama berada di lokasi pengungsian.

"Keluarga saya belum kembali. Terakhir komunikasi via telepon di lokasi mengungsi di sekitar wilayah dataran tinggi di Kecamatan Oheo," ujar Lisratin, salah satu warga Konawe Utara.

Lisratin mengatakan, keluarga dan saudaranya bahkan harus tidur di sekitar pemakaman umum di Kecamatan Oheo. Tanpa listrik dan makanan yang cukup, ratusan warga terjebak di wilayah Desa Langgikima, Landawe, Wiwirano, Bandaeha Kota Maju dan Kecamatan Oheo.

Kabag Humas Pemda Konut, Aminuddin mengatakan pihaknya sementara mengevakuasi warga yang mengungsi. Beberapa diantaranya ditempatkan di pemukiman yang tidak terendam banjir.

"Sementara dievakuasi. Tim masih bekerja membawa dan mengamankan ratusan keluarga disana," katanya.

Aminuddin mengatakan, pihaknya sudah mendistribusikan bantuan ke sejumlah wilayah. Bantuan berupa tenda dan makanan instant. Untuk bantuan pakaian bekas, jumlahnya masih kurang.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya