Kisah Mariyka, Anak yang Lahir di Zona Chernobyl Pasca Ledakan

Mariyka menjadi satu-satunya anak yang lahir dan dibesarkan di zona Chernobyl pasca ledakan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 11 Jun 2019, 08:00 WIB
Mariyka lahir di zona nuklir chernobyl. Photo by Juan Camilo Navia on Unsplash

Liputan6.com, Ukraina Identitas seorang anak yang lahir di dekat reaktor nuklir Chernobyl pasca ledakan terungkap ke publik. Anak perempuan bernama Mariyka (20) lahir dari pasangan Lydia Sovenko dan Mikhail. Mereka berkewarganegaraan Ukraina.

Kelahiran Mariyka membuat mata takjub. Padahal, efek radiasi ledakan Chernobyl yang terjadi pada 1986 meninggalkan luka mendalam yang berdampak pada generasi keturunannya.

Anak-anak yang dilahirkan dari orangtua yang terkena radiasi Chernobyl lahir dengan berbagai penyakit mengerikan, seperti kanker bahkan cacat. Namun, kondisi tersebut tidak terlihat dalam diri Mariyka.

Gadis yang duduk di bangku kuliah ini lahir dengan sehat. Tidak ada kecacatan dan penyakit mematikan yang bersarang di tubuhnya. Mariyka dilahirkan lebih dari satu dekade setelah ledakan Chernobyl .

Ia dilahirkan dekat dengan reaktor nomor empat, jauh di dalam zona eksklusi 19 mil. Sayangnya, gagasan tentang seorang anak yang dilahirkan begitu dekat dengan bencana sangat kontroversial, dilansir dari Express, Senin (10/6/2019).

Keberadaan Mariyka awalnya ditutup-tutupi oleh otoritas Ukraina karena malu bahwa seorang anak telah dilahirkan oleh pekerja yang tidak seharusnya tinggal di tempat yang tercemar radiasi nuklir Chernobyl.

"Pihak berwenang mengancam kami, mereka mempermalukan kami karena ingin memaksa kami keluar dari rumah," kata Lydia.

Ia diperlakukan "seperti penjahat" karena melahirkan di Chernobyl dan menolak untuk pindah dari satu-satunya rumah keluarga yang berada di zona tersebut.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Membesarkan Anak

Upaya membesarkan anak. (iStockphoto)

Lydia, yang saat ledakan nuklir 33 tahun silam berusia 40-an tahun, tidak menyadari dirinya hamil. Ketika melahirkan, ia dibantu sang suami, yang merupakan seorang petugas pemadam kebakaran Chernobyl pada malam ledakan, 26 April 1986. Ia dan suami tidak mau pindah rumah.

Tanpa dokter maupun perawat, Lydia dan suami memandikan si kecil Mariyka yang masih menjadi bayi baru lahir. Tali pusar pun dipotong sendiri.

Lydia berusaha keras membesarkan mengangkat Mariyka. Di masa-masa kecil, gadis itu minum susu dari seekor sapi yang merumput di padang rumput yang terpapar radiasi nuklir.

Perilaku tersebut sebenarnya sudah diberi peringatan bisa membahayakan nyawa putrinya. Susu dari sapi yang terpapar radiasi bisa menularkan berbagai penyakit ke dalam diri Mariyka.

Sampai saat ini, Mariyka bisa dibilang satu-satunya anak yang lahir dan dibesarkan di Chernobyl pasca-ledakan.


Rumor Anak Mutan

Mariyka dibilang anak mutan. (sumber: Pexels)

Rumor segera beredar tentang kesehatan Mariyka saat berusia 5 tahun. Sang buah hati dibilang, anak mutan.

Lydia terpaksa menjawab: "Jika orang berpikir dia adalah seorang mutan atau memiliki dua kepala, mereka cukup salah. Dia adalah anak yang cantik yang benar-benar sehat," jawabnya.

Di musim panas, Mariyka bahkan berenang di sungai yang mana ikan ditangkap ayahnya Mikhail untuk makan sekeluarga. Tapi Mariyka kesepian tanpa teman bermain di zona Chernobyl, yang mana pengunjung tanpa alasan khusus dilarang datang.

"Aku berharap ada satu anak lagi di sini," kata Lydia pada tahun 2006. "Aku akan menunjukkan kepadanya sekitar rumah dan desa kami sehingga bisa bersenang-senang bersama."

Di sekeliling rumah Lydia berserakan puing-puing nuklir, termasuk sekolah yang ditinggalkan pada hari ledakan dengan buku-buku teks.

Meskipun demikian, rumah mereka yang hancur berantakan tetap menjadi rumah Mariyka saat gadis itu tumbuh dewasa. Sejak usia 7 tahun, Mariyka harus tinggal di luar Chernobyl dalam jangka waktu tertentu untuk bersekolah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya