Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada sesi pertama perdagangan saham usai libur Lebaran.
IHSG menguat ini juga terjadi di tengah laju rilis data inflasi Mei 2019 sebesar 0,68 persen.
Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Senin (10/6/2019), IHSG menguat 1,36 persen atau 84,68 poin ke posisi 6.293,80. Indeks saham LQ45 menguat 1,91 persen ke posisi 1.001,64. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Sebanyak 240 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 147 saham melemah dan 131 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.334,64 dan terendah 6.276,28.
Baca Juga
Advertisement
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 317.875 kali dengan volume perdagangan 9,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,7 triliun. Investor asing beli saham Rp 507,56 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.245.
Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham pertanian turun 0,38 persen dan sektor saham tambang susut 0,18 persen.
Sektor saham aneka industri dan infrastruktur masing-masing menguat 2,12 persen. Disusul sektor saham keuangan mendaki 2,02 persen dan sektor saham industri dasar naik 2,01 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham IBFN naik 18,18 persen ke posisi Rp 260 per saham, saham SMRU menguat 16,79 persen ke posisi Rp 160 per saham, dan saham ETWA menguat 16,18 persen ke posisi Rp 79 per saham.
Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham YPAS turun 24 persen ke posisi Rp 342 per saham, saham BSIM tergelincir 19,70 persen ke posisi Rp 53 per saham, dan saham GWSA turun 8,54 persen ke posisi Rp 182 per saham.
Bursa saham Asia menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 2,15 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 1,31 persen, indeks saham Jepang Nikkei naik 1,26 persen.
Selain itu, indeks saham Thailand mendaki 0,70 persen, indeks saham Shanghai menguat 1,09 persen, indeks saham Singapura naik 0,92 persen dan indeks saham Taiwan menguat 1,39 persen.
Penguatan IHSG terjadi di tengah rilis data ekonomi inflasi Mei 2019. Tercatat inflasi Mei 2019 sebesar 0,68 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Inflasi Mei 2019 Sebesar 0,68 Persen
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi selama bulan Mei sebesar 0,68 persen.
Kepala BPS, Suhariyanto menyebutkan inflasi 0,68 persen tersebut secara tahun kalender Januari - Mei adalah sebesar 1,48 persen.
"Sementara inflasi tahun ke tahun adalah 3,32 persen," kata dia di kantornya, Senin, 10 Juni 2019.
Dia menegaskan, inflasi Mei pada waktu tersebut adalah momen Ramadan dan Idul Fitri termasuk kategori terkendali.
"Target yang dipasang oleh pemerintah adalah 3,5 persen, dengan memperhatikan target ini saya akan simpulkan bahwa inflasi Mei 2019 terkendali," tegasnya.
Dia mengungkapkan, dari 82 kota yang dilakukan pemantauan 81 di antaranya mengalami inflasi. Hanya satu kota yang mengalami deflasi, yaitu Merauke.
"Dari 82 kota yang kita pantau, 81 kota mengalami inflasi, bisa dipahami karena ini bulan Ramadan. Hanya satu kota yang mengalami deflasi yaitu di Merauke. Merauke deflasi karena penurunan harga berbagai komoditas sayuran dan beras," ujar dia.
Advertisement
Gerak IHSG pada Awal Perdagangan
Sebelumnya, usai Lebaran, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka pada zona hijau. Adapun rupiah pada posisi 14.213 per Dolar Amerika Serikat (AS).
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin, 10 Juni 2019, IHSG menguat 68,17 poin atau 1,10 persen ke posisi 6.277,29.
Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG menguat 90.01 poin atau 1,46 persen ke posisi 6.277,29. Indeks saham LQ45 menguat 2,51 persen ke posisi 1.007,5. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
Sebanyak 153 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Sedangkan 34 saham melemah dan 146 saham diam di tempat.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.314,82 dan terendah 6.276,28. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 18.147 kali dengan volume perdagangan saham 1,3 miliar saham.
Nilai transaksi harian saham Rp 1,7 triliun. Investor asing beli saham Rp 26,6 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.213.
Seluruh sektor saham menguat. Sektor saham keuangan memimpin penguatan dengan naik 2,98 persen. Disusul sektor saham aneka industri naik 2,25 persen dan sektor saham infrastruktur naik 2,07 persen.
Saham-saham catatkan penguatan terbesar antara lain saham MFMI naik 10,17 persen ke posisi Rp 520 per saham, saham MKNT melonjak 0,78 persen ke posisi Rp 161 per saham, dan saham PTSN menanjak 9,28 persen ke posisi Rp 1.295 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham NAGA melemah 13,28 persen ke posisi Rp 222 per saham dan saham TNCA merosot 12,50 persen ke posisi Rp 266 per saham.