Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) 02, Andre Rosiade merasa geram dengan pernyataan Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. Ferdinand mengancam akan membongkar percakapan SBY dengan Prabowo yang dinilainya akan membuat geger publik.
Andre menilai, pernyataan Ferdinand itu terus menyudutkan Calon Presiden Prabowo Subianto. Seolah, apa yang dilakukan Prabowo saat melayat Almarhumah Ani Yudhoyono merupakan hal yang keliru berat.
Advertisement
"Silakan dibongkar, saya tegaskan percakapan Pak Prabowo sangat konstitusional dan menghormati Pak SBY dan ibu Ani," tegas Andre lewat pernyataan tertulis diterima, Senin (10/6/2019).
Kepada Ferdinand, Andre meminta gertakan yang acap dilakukannya itu dihentikan. Sebab, Andre merasa heran mengapa secara mendadak kader Demokrat itu berubah 180 derajat.
"Dalam 8 bulan kampanye Bung Ferdinand selalu memuji Pak Prabowo, selalu hadir dalam acara Pak Prabowo," heran dia.
Andre menyarankan, bila dia ataupun Partai Demokrat ingin keluar dari Koalisi Indonesia Adil Makmur maka dipersilakan. Namun jangan membuat keruh suasana.
"Jadi saya saran, kalau mau keluar jangan cari pembenaran, silakan saja, selamat jalan semoga mendapat yang diinginkan di kubu sebelah," Andre menandasi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tetap Bersama
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan menegaskan partainya akan tetap bersama Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi hingga proses gugatan hasil Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK) selesai.
Hal itu, dilakukan bersama-sama dengan partai politik koalisi pendukung Prabowo-Sandi lainnya.
"Posisi partai partai politik koalisi pendukung Paslon 02 menuntaskan perjuangan itu di MK. Mari kita ikuti dan lakoni bersama sampai selesai. Itulah esensinya berkoalisi dan PD (Partai Demokrat) setia berada dijalur itu," kata Hinca pada wartawan, Senin (10/6/2019).
Dia pun meminta semua pihak untuk santai dalam berpolitik. Bagi Hinca, jika pertandingan dalam politik sudah mencapai hasil akhir, semua pihak harus kembali bersatu.
"Sekeras apapun pertandingan jika waktu sudah berakhir dan pluit sudah ditiup, tanda pertandingan berakhir bersalaman adalah kewajiban," ungkapnya.
Sebelumnya, Wasekjen Partai Demokrat, Rachlan Nashidik meminta agar segera membubarkan Koalisi Indonesia Adil Makmur. Badan Pemenangan Nasional (BPN) menilai permintaan itu karena Demokrat ingin jatah kursi menteri dari Joko Widodo.
"Ngapain kami bubarin koalisi, orang masih kumpul kok, masih sama-sama kok. Kalau mau keluar silakan saja. Mungkin udah kebelet kali pengen gabung sebelah (kubuJokowi ), bisa terima sekarang," kata Juru Bicara Badan Pemilih Nasional (BPN) ), Andre Rosiade kepada Merdeka.com, Minggu 9 Juni 2019.
Selain meminta pembubaran Koalisi Adil Makmur, Rachlan juga meminta Koalisi Indonesia Kerja (KIK) pendukung Jokowi-Ma'ruf dibubarkan. Alasannya untuk meredakan ketegangan dikalangan akar rumput.
Reporter: Sania Mashabi
Advertisement