Ridwan Kamil Ungkap Teori Rancangan Masjid Al Safar yang Dituding Illuminati

Dalam kesempatan silaturahmi dan diskusi umum yang digelar MUI Jabar di Pusdai Bandung, Emil menjelaskan tentang desain arsitektur masjid.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 11 Jun 2019, 09:00 WIB
Gubernur Jawa Barat sekaligus perancang Masjid Al Safar, Ridwan Kamil menjelaskan rancangan bangunan masjid di Gedung Pusdai, Senin (10/6/2019). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil angkat bicara soal tudingan Masjid Al Safar di Rest Area Km 88 B jalan tol Cipularang, yang dianggap sarat dengan menunjukkan simbol-simbol illuminati.

Emil, sapaan akrabnya memastikan jika masjid tersebut hanya eksperimen arsitektur pada umumnya.

Dalam kesempatan silaturahmi dan diskusi umum yang digelar MUI Jabar di Pusdai Bandung, Emil menjelaskan tentang desain arsitektur masjid.

"Desain itu tidak boleh sama. Desain di tengah pasar dengan desain di puncak gunung tidak boleh sama. Maka ini (Al Safar) karena di pinggir gunung, saya cerita, idenya seperti menyatu dengan alam. Apa bentuknya? Alam itu tidak beraturan maka Masjid Al Safar pun bentuknya tidak beraturan," kata Emil, Senin (10/6/2019).

Dalam ilmu arsitektur, ada teori yang dipakai untuk merancang bangunan Masjid Al Safar. Yaitu teori melipat atau origami.

"Dengan melipat kita bisa membentuk yang tidak beraturan menjadi berdiri. Bentuk tidak beraturan ini secara alami membentuk segitiga dalam lipat melipat supaya bisa belok. Hasilnya memang seperti ini," ujarnya.

Namun Emil menegaskan, dirinya tidak berniat membuat simbol seperti yang ditudingkan.

"Makanya kalau terjadi tafsir saya minta maaf mungkin itu kebetulan," katanya.

Gubernur yang juga perancang masjid tersebut menyebut tuduhan tersebut salah persepsi. Dirinya tidak pernah berniat membangun masjid dengan simbol-simbol yang bertentangan dengan ajaran Islam. Apalagi terkait rancangan Masjid Al-Safar.


Bentuk Trapesium

Bikin 4 pola trapesium sama kaki di kertas. (Via: boredpanda.com)

Ia kembali menegaskan bahwa sebenarnya gerbang dan mihrab masjid tersebut berbentuk trapesium dengan empat sudutnya.

Adapun ornamen berbentuk bulat yang digantungkan di mihrab tersebut, yang kemudian disebut sebagai simbol mata dajjal, Emil mengatakan bukan dirinya yang mendesain atau memasangnya.

Ia menyebut bahwa pihak kontraktor dari Jasa Marga yang memasangnya setelah masjid rampung.

"Saya klarifikasi, desain saya tidak pakai lingkaran (bagian mihrab) karena proyeknya mangkrak oleh jasa marga pas saya datang saya lihat sudah begitu. Saya tanya kenapa ada lingkaran “oh itu ada kreasi dari kontraktornya”. Di gambar saya tidak ada," katanya.

Tudingan simbol illuminati itu muncul karena di bagian mimbar mirip dengan 'All Seeing Eye' alias mata satu, yang diketahui sebagai simbol utama dalam illuminati.

Melewati sejarah panjang, illuminati biasa digunakan untuk menyebut organisasi persekongkolan yang dipercaya mendalangi dan mengendalikan berbagai peristiwa di dunia melalui pemerintah dan korporasi.

Sebelumnya, cerita soal Masjid Al Safar muncul dalam tayangan Youtube yang dipublikasikan akun Teras Dakwah.

Dalam video yang tayang pada periode Januari hingga Mei 2019 tersebut, Ustaz Rahmat Baequni sedang berceramah di suatu tempat di Yogyakarta.

Dia mengaitkan bentuk masjid itu dengan gerakan pemuja dajjal dan iblis. Cuplikan videonya lantas berkembang menjadi viral di media sosial Twitter.


Jasa Marga Mengklarifikasi

Masjid Al Safar (sumber: facebook/Ridwan Kamil)

Dalam siaran persnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. menjelaskan bahwa dalam penyediaan desain dan pembangunan masjid tersebut, patuh terhadap ketentuan pengadaan barang dan jasa. Sejak desain awal telah melakukan proses beauty contest.

"Dan kami menilai desain terpilih berdasarkan kesesuaian konsep dengan rest area di mana masjid akan dibangun," kata Corporate Communication Department Head PT Jasa Marga, Irra Susiyanti.

Desain Masjid Al Safar disiapkan oleh Ridwan Kamil, melalui hasil evaluasi berdasarkan konsep yang sesuai untuk rest area, Km 88 B Jalan Tol Cipularang-Padaleunyi.

Pengguna jalan dapat beribadah dengan nyaman di masjid dan atau beristirahat sejenak di rest area yang lengkap dan menarik, termasuk arsitektur masjidnya.

Jasa Marga tidak memiliki maksud sedikitpun untuk menggambarkan simbol-simbol dalam masjid Al Safar, yang bertentangan dengan akidah agama.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya