Liputan6.com, Jakarta Semua orangtua tentunya tak mengharapkan bayi menangis dalam perjalanan menggunakan pesawat terbang. Orangtua juga bisa stres menghadapi hal ini, bahkan muncul juga kekhawatiran tangisan sang bayi bisa mengganggu kenyamanan penumpang lain.
Menangis memang bentuk komunikasi yang bisa dilakukan bayi. Bisa jadi bayi menangis karena merasa lapar atau haus. Rasa tidak nyaman juga dapat membuat bayi menangis.
Advertisement
Melansir dari Mirror, Senin (10/6/2019) berikut beberapa tips untuk para orangtua mencegah bayi menangis dalam perjalanan menggunakan pesawat terbang:
1. Perhatikan waktu makan bayi
Pastikanlah Anda mencoba untuk memberi makan bayi pada saat take off maupun landing. Hal ini dapat mengurangi tekanan pada telinga bayi sehingga mencegah bayi merasa tidak nyaman.
Selain itu, hal tersebut juga membantu mengalihkan perhatian bayi Anda dari suara aneh yang timbul di sekitarnya.
2. Gunakan empeng
Hal ini akan menurunkan rasa tidak nyaman bayi Anda dan tekanan pada telinganya. Selain itu, hal ini dapat menjadi solusi cepat dalam mengatasi tantrum yang mungkin terjadi.
3. Mainan Baru
Mainan baru dibutuhkan untuk menarik perhatian bayi. Anda tidak perlu memberikan mainan yang mewah. Cukup sediakan mainan yang belum pernah dilihat oleh bayi Anda.
4. Ajak berjalan
Ruang dalam pesawat memang sempit tapi jangan biarkan hal ini mencegah Anda untuk bergerak. Berjalanlah di kabin dengan bayi Anda untuk melakukan peregangan dan memberikan bayi ruang lebih.
Advertisement
5. Bicara dengan Kru Kabin
Jika bayi Anda sulit untuk tenang, mintalah bantuan kru kabin. Mereka biasanya akan senang untuk membantu. Kru kabin pun tahu beberapa trik untuk menenangkan bayi selama penerbangan.
6. Fokus pada bayi
Bayi Anda mungkin mengganggu ketenangan penumpang pesawat tetapi tidak ada hal yang dapat Anda lakukan untuk merubahnya. Sebagian orang pun biasanya merasa simpati terhadap situasi tersebut.
Fokuslah untuk mencari tahu penyebab bayi menangis. Bila tangisan tidak berhenti maka tunggulah dengan sabar. Bila ibu dan ayah panik, hal itu bisa berpengaruh ke buah hati.
Penulis: Khairuni Cesario