Liputan6.com, Jakarta - Terancamnya kelangsungan bisnis Huawei di Amerika Serikat (AS), membuat perusahaan mencari berbagai cara untuk bertahan.
Menurut laporan, Huawei mendekati para developer Android agar mempublikasikan aplikasi mereka di AppGallery.
Dilansir Phone Arena, Rabu (12/6/2019), menurut laporan XDA, Huawei mengirimkan email kepada sejumlah developer untuk menyampaikan niatnya tersebut.
Dalam email itu, Huawei menyebutkan ada 350 juta smartphone Huawei di dunia selama dua tahun terakhir, dengan setengahnya berada di luar Tiongkok.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, toko aplikasi Huawei, AppGallery sudah memiliki 270 juta pengguna aktif bulanan. Huawei pun menjanjikan akan memberikan dukungan penuh kepada para developer tersebut.
"Kami menyadari aplikasi Android hebat dan Anda belum dipublikasikan di AppGallery kami. Untuk menjamin kelancaran penggunaan aplikasi Anda bagi para pengguna kami, Huawei berkomitmen memberikan dukungan penuh untuk membantu mempublikasikan aplikasi Anda di AppGallery," tulis Huawei dalam email tersebut kepada para developer.
"Oleh sebab itu, kami mengundang Anda untuk bergabung dengan komunitas 560 ribu developer kami secara gratis di portal Huawei Developer kami," sambung Huawei.
Kendala Huawei
Email "bujukan" semacam ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, sejumlah developer juga pernah menerima email serupa dari Amazon untuk meminta mereka mempublikasikan aplikasinya di Amazon Appstore. Namun, untuk kasus Huawei berbeda.
Masa depan Huawei sebagai manufaktur smartphone bergantung pada keberhasilkan "membujuk" para developer aplikasi tersebut. Hal ini tidak mudah mengingat mereka harus membuat aplikasi untuk platform yang belum diuji, dan tidak ada yang benar-benar tahu rinciannya.
Masalah lainnya, 13 dari 15 aplikasi di Google Play Store berasal dari developer yang berbasis di AS. Dengan demikian, mereka tidak mungkin bekerja sama dengan Huawei.
Ini juga sebabnya Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Messenger tidak akan lagi menjadi aplikasi bawaan di handset Huawei.
Seperti diketahui, sebelumnya pemerintah AS memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam ekspor perdagangan. Hal ini terpaksa membuat sejumlah perusahaan AS memutus hubungan dengan Huawei.
Seperti layanan media sosial dan pesan singkat di atas, berbagai produk Google pun tidak akan lagi ada di perangkat Huawei.
(Din/Isk)
Advertisement