Menpar: Angka Kunjungan Wisman dalam 4 Bulan Pertama Tak Bagus

Menurut Menpar Arief Yahya, angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dalam empat bulan pertama di bawah angka psikologis.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 11 Jun 2019, 14:03 WIB
Wisatawan mengunjungi Museum Fatahillah di kawasan Kota Tua, Jakarta, Sabtu (8/6/2019). Selama libur lebaran 2019, sejak 7 Juni kemarin hingga beberapa hari kedepan, jam berkunjung ke berbagai museum di kawasan wisata sejarah Kota Tua diperpanjang hingga pukul 20.00 WIB. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyebut capaian kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Januari-April 2019 sebesar 5,12 juta atau 1,3 juta perbulan masih di bawah angka psikologis.

"Angka 1,3 juta ini tidak bagus karena angka psikologis kita 1,5 juta per bulan atau 18 juta wisman pada akhir tahun ini," kata Menpar di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kemenpar, Senin siang, 10 Juni 2019, dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan jumlah kunjungan wisman pada April 2019 sebesar 1,3 juta atau turun 2,7 persen dibandingkan pada Maret 2019.

Sedangkan, secara kumulatif pada Januari-April 2019, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia sebanyak 5,12 juta atau tumbuh 3,22 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.

Menpar menjelaskan, untuk mengoptimalkan capaian target wisman pada delapan bulan berikutnya Kemenpar bersama pelaku bisnis pariwisata akan melakukan empat strategi utama yakni border tourism, hot deals, tourism hub, dan low cost carrier terminal (LCCT).

"Kemenpar bersama industri pariwisata telah menyiapkan sembilan strategi, namun kita akan terapkan empat strategi utama tersebut untuk meningkatkan kunjungan wisman pada tahun ini," kata Arief.

Untuk strategi border tourism, kata Menpar, mengandalkan kekuatan kedekatan jarak maupun emosional. Strategi ini banyak dilakukan negara-negara di Eropa maupun Asia Tenggara seperti Malaysia.

"Kita fokus pada border tourism untuk menarik wisman dari Singapura dan Malaysia," kata Arief Yahya.

Ia memberikan perbandingan Malaysia mendapat wisman dari border tourism sebesar 60-70 persen. Sedangkan, Prancis dan Spanyol di atas 80 persen karena secara natural wisman Eropa yang berkunjung ke negeri itu adalah wisatawan overland.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Detail Strategi

Menpar Arief Yahya. (dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata/Dinny Mutiah)

Sementara, program hot deals atau memberikan diskon besar-besaran dilakukan untuk menjaring kunjungan wisman di saat low seasons pada tahun ini. Menurut dia, Kemenpar menargetkan strategi itu bisa menghasilkan 2 juta hingga 2,5 juta wisman.

Pada tahun lalu, hot deals mampu menjual 700.000 pax terbesar dari Kepri mencapai 20 persen.

Menpar Arief Yahya menjelaskan, untuk program tourism hub dilakukan melalui Singapura dan Kuala Lumpur (Malaysia). "Program ini sebagai solusi terhadap direct flight yang sulit dilakukan dan membutuhkan waktu relatif lama," katanya.

Ia memberikan contoh untuk menarik kunjungan wisman dari pasar India yang tahun lalu berkontribusi sekitar 600 ribu wisman, dengan penerbangan dari Mumbai, India, ke Bali hanya melayani tiga kali per minggu.

Sedangkan, penerbangan dari India ke Singapura sebanyak 70 kali per minggu atau 10 kali per hari. Begitu juga di Kuala Lumpur, Malaysia.

"Ada jutaan turis India dan Tiongkok yang singgah di Singapura maupun Kuala Lumpur. Melalui travel agent di sana kita mempengaruhi mereka untuk melanjutkan liburan ke Indonesia," kata Menpar.

Sementara itu, program yang menentukan dalam mencapai target wisman tahun ini adalah low cost carrier terminal (LCCT). Kemenpar mencatat kunjungan wisman 2017 lebih dari 55 persen menggunakan full service carrier (FSC) sisanya menggunakan low cost carrier (LCC). Namun, ternyata pertumbuhan FSC rata-rata di bawah 5 persen, sedangkan LCC yang tumbuh rata-rata 21 persen.

"Untuk mendorong kunjungan wisman LCC kita harus memiliki terminal LCC dan program mulai terwujud. Per 1 Mei 2019 yang lalu, Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta resmi menjadi LCCT kita harapkan akan terjadi lonjakan 1 juta wisman," kata Arief Yahya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya