Unik, Pemudik Kereta Api Pilih Berwisata di Jakarta

Berbeda dengan orang Jakarta yang kembali ke kampung halaman, para pemudik justru berjalan-jalan di Ibu Kota.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jun 2019, 11:00 WIB
Pemudik berjalan menuju pintu kedatangan di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (8/6/2019). Volume penumpang arus balik melalui moda transportasi kereta api di stasiun Stasiun Senen mengalami lonjakan pada H+3 Lebaran. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Ruang tunggu keberangkatan Stasiun Pasar Senen, Jakarta, dipenuhi lautan manusia yang membawa tas, koper dan kardus. Sebagian di antaranya berpelukan sesaat dan mengucap salam.

Pada hari pertama masuk kerja usai libur Lebaran 2019, Senin (10/06/2019), stasiun masih terlihat dipadati oleh ribuan orang. Mereka adalah para pemudik pengguna moda transportasi kereta api usai berwisata di Jakarta, lalu berencana pulang ke kota asal.

"Ini perjalanan mudik lima tahunan. Kami datang ke Jakarta, 3 Juni. Sekarang balik karena besok harus kembali masuk kerja," kata Budi Setio, pemudik asal Jawa Timur, seperti dikutip dari Antara.

Saat itu, Budi hendak pulang ke rumahnya di Surabaya dengan menggunakan KA Gaya Baru Malam Selatan, setelah sebelumnya bersilaturahmi dengan sanak keluarga sekaligus liburan selama sepekan di Jakarta.

Kereta api yang dia tumpangi bersama 15 anggota keluarganya itu berangkat dari Stasiun Pasar Senen pukul 10.15 WIB dan diperkirakan tiba di Stasiun Surabaya Gubeng sekitar pukul 02.00 WIB pada hari ini.

"Tiket kereta api hanya Rp104.000 per orang. Jika naik bus biayanya mencapai Rp450.000 dan pesawat Rp800.000 per orang. Ini terbilang mahal bagi kami yang pergi bersama keluarga besar," kata Budi yang bekerja sebagai karyawan pabrik sepatu.

Bagi banyak pemudik, Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia menjadi magnet berwisata karena menyajikan banyak wahana hiburan dan rekreasi. Selama berada di Jakarta, Budi menyempatkan berkunjung ke sejumlah destinasi wisata, seperti Lubang Buaya, Taman Mini, Kebun Raya hingga Puncak Bogor. Beberapa buah tangan seperti dodol betawi hingga pakaian yang dibeli di Pasar Tanah Abang memenuhi tas dan koper.

"Untuk tiba ke sini (stasiun) mesti diangkut tiga mobil; dua mobil untuk penumpang dan satu mobil khusus barang-barang," kata Budi.

 

 


Cerita pemudik

Hari kedua Idul Fitri 1440 Hijriah, Stasiun Senen masih ramai didatangani oleh para pemudik yang akan menggunakan moda transportasi kereta api. (Merdeka/Intan Umbari Prihatin)

Penumpang kereta api lainnya, Nel Pattiasina, menuturkan dia telah berada di Jakarta sejak 30 Mei 2019. Dia yang masih berstatus mahasiswi di Semarang, Jawa Tengah, itu mengaku tak sempat mudik ke rumahnya di Ambon, Maluku, karena harga tiket pesawat mahal.

"Tiket pesawat pulang ke Ambon mahal, jadi pilih liburan ke Jakarta karena kebetulan ada keluarga juga di sini," ujarnya lagi.

Harga tiket pesawat dari Semarang ke Ambon hampir mencapai Rp3 juta untuk sekali penerbangan. Sedangkan, biaya tiket kereta api dari Semarang ke Jakarta hanya Rp115.000 untuk sekali berangkat.

Suasana Jakarta yang padat kendaraan dan sulit mencari lahan parkir membuatnya tak sempat berkunjung ke banyak tempat. Selama 12 hari berada di Jakarta, Nel berwisata mengunjungi sejumlah destinasi seperti Monas, Ancol, dan beberapa pusat perbelanjaan. Dia membeli sepatu dan beberapa lembar pakaian.

"Saya baru pertama kali datang ke Jakarta, jadi lebih banyak main ke mal-mal cari sepatu dan baju," kata Nel.

Adapun Supriadi, pemudik asal Purworejo, Jawa Tengah, telah berada di Jakarta selama sepekan. Dia bersama istri dan dua anaknya mengunjungi sanak keluarga di Jakarta sekaligus liburan.

"Ambil cuti kerja agar bisa mengunjungi keluarga, lalu jalan-jalan sebentar di Jakarta," kata Supriadi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya