Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah temuan mengejutkan terungkap dari peristiwa kerusuhan yang terjadi di depan Gedung Bawaslu, Jakarta, pada 21 hingga 22 Mei 2019 lalu.
Tidak hanya melukai, massa perusuh yang menodai aksi damai yang dilakukan sejumlah ormas terkait adanya kecurangan saat Pilpres diduga pula berupaya untuk menghilangkan nyawa aparat yang tengah bertugas mengamankan.
Advertisement
Hal ini dibuktikan dari sejumlah temuan senjata mematikan yang memang sengaja dibawa massa perusuh untuk melukai bahkan menghilangkan nyawa personel polisi.
"Dalam kondisi itu, petugas yang mengimbau diserang, bukan hanya dengan benda kecil, tapi juga benda mematikan, seperti bom molotov, itu bisa mematikan. Ada petasan, kalau kecil enggak apa-apa, tapi ini petasan roket, itu sangat bahaya," ucap Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (11/6/2019).
Meski dilaporkan tidak ada korban jiwa dari pihak aparat, 225 aparat tercatat harus melakukan rawat jalan, sementara delapan lainnya harus dirawat inap
Berikut temuan polisi yang terungkap dari kerusuhan 21-22 Mei yang dirangkum dari Liputan6.com:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Berniat Hilangkan Nyawa Aparat
Kepolisian membeberkan beringasnya massa perusuh yang menyerang aparat dan merusak fasilitas umum.
"Bukan hanya memprovokasi aparat, bahkan melukai dan mungkin menghilangkan nyawa petugas," kata Iqbal dalam keterangan pers di Kemenko Polhukam, Selasa (11/6/2019).
Iqbal juga memutar ulang video kerusuhan yang terjadi pada 21-22 Mei 2019 di sejumlah titik. Di antaranya di depan Bawaslu, Petamburan Tanah Abang, dan Slipi.
Menurut Iqbal, dalam kerusuhan tersebut para perusuh sudah menyiapkan senjata tajam dan mematikan, seperti parang, mercon roket, bom molotov, dan klewang.
Advertisement
Siapkan Panah Beracun
Selain itu, sebagian massa perusuh juga telah menyiapkan panah beracun yang mematikan sebelum mereka beraksi.
"Ada yang membawa panah. Dan parahnya, ini panah beracun. Mereka juga melengkapi diri dengan batu-batu sebesar konblok," ucap Iqbal.
Konblok yang dibawa para perusuh bahkan sampai melukai Wakapolsek Jatinegara AKP Ibrahim. Akibat dihantam batu sebesar konblok, wajah AKP Ibrahim mengalami luka parah.
"Dipukul rahangnya dengan konblok. Giginya habis, rahangnya patah. Tangannya patah. Artinya massa perusuh dan massa yang menyerang petugas sudah ada niat, bukan hanya memprovokasi tapi juga menghilangkan nyawa petugas," tuturnya.
Menyerang Asrama Polisi Petamburan
Tidak hanya melukai aparat, asrama polisi di Petamburan, Jakarta Pusat, juga tak luput dari kebringasan massa perusuh.
Menurut Iqbal, tak hanya keluarga polisi, masyarakat biasa, yang bukan keluarga polisi juga banyak yang menjadi korban.
"Asrama polri petamburan ini sangat terbuka untuk publik, bahkan ada masyarakat biasa, mereka tidak tahu menahu, mereka penghuni asrama polisi menjadi sasaran penyerangan,” ucap Iqbal.
Advertisement