Liputan6.com, Jakarta Sekelompok peneliti menciptakan jamur yang bisa mengeluarkan racun laba-laba. Ini mereka lakukan guna melawan nyamuk yang membawa malaria.
Jamur bernama Metarhizium pinghaense ini, bisa membunuh nyamuk malaria tanpa harus menambahkan racun. Dalam percobaan yang dilakukan, mereka bahkan hampir membunuh seluruh populasi dalam 45 hari.
Advertisement
"Kami menggunakan gen yang mengkode racun tunggal, salah satu dari banyak racun dalam racun laba-laba," kata Dr. Raymond St. Leger, entomolog dari University of Maryland (UMD) seperti dikutip dari New York Post pada Rabu (12/6/2019).
Dia menambahkan, jamur rekayasa genetika buatan peneliti UMD dan Research Institute of Health Sciences di Burkina Faso, Afrika Barat ini, memiliki toksin yang telah disetujui sebagai insektisida. Sehingga dipastikan tidak berbahaya kecuali bagi serangga.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Diharapkan Mengurangi Populasi Nyamuk Malaria
Raymond mengatakan bahwa jamur ini bekerja seperti insektisida kontak karena kemampuannya menembus kulit serangga. Mereka mengujinya di sebuah desa tiruan yang diselubungi layar bernama 'MosquitoSphere.'
Populasi nyamuk di tempat uji coba habis dalam 45 hari. Raymond mengatakan, berdasarkan perhitungan mereka, nyamuk malaria setidaknya akan habis dalam dua generasi.
Jamur beracun ini diharapkan bisa menjadi senjata baru dalam melawan penyakit malaria.
"Jika itu hanya mengurangi penularan malaria sebesar lima persen, itu masih berarti ratusan ribu yang mendapatkan manfaatnya. Kami pikir bisa sedikit lebih baik dari itu," kata Raymond seperti dikutip dari NPR.
Advertisement
Dampaknya pada Lingkungan Hidup
Jamur tersebut diketahui pada dasarnya bisa menginfeksi nyamuk. Meski begitu, tingkat membunuhnya tidak cepat.
"Kami ingin jamur ini bisa membunuh nyamuk sebelum menyebarkan penyakit."
Racun laba-laba yang digunakan untuk membunuh serangga pengisap darah ini sama jenisnya dengan yang dihasilkan oleh laba-laba Australian Blue Mountains. Jenis hewan ini merupakan salah satu arakhnida yang paling berbahaya.
Meski begitu, kritik berpendapat bahwa jamur ini dikhawatirkan akan berdampak lebih besar pada lingkungan hidup.
"Jamur akan digunakan untuk menargetkan nyamuk yang masuk ke rumah dan mereka dan mereka tidak punya banyak teman. Kami menguji jamur untuk memastikan itu tidak membahayakan serangga bermanfaat seperti lebah."
Selain itu, jamur ini juga diklaim tidak bertahan lama di bawah sinar matahari.