Liputan6.com, Jakarta - Pesawat antariksa Juno milik NASA terus memancarkan kembali gambar-gambar spektakuler dari atmosfer Jupiter yang bergejolak, termasuk pemandangan pusaran gelap yang berputar.
Pusaran misterius itu dikelilingi oleh awan-awan yang cerah, menurut deskripsi NASA sebagaimana dikutip dari Astronomy Now pada Rabu (12/6/2019). Gambar itu ditangkap 29 Mei lalu, ketika Juno berada pada jarak sekitar 14.800 kilometer (9.200 mil) di atas puncak awan Jupiter, di sekitar 52 derajat lintang utara.
Baca Juga
Advertisement
Ilmuwan bernama Gerald Eichstädt dan Seán Doran memproses gambar dari instrumen JunoCam milik pesawat Juno, kemudian menamakan pusaran itu sebagai Jupiter Abyss secara harfiah, "Abyss" berarti jurang.
Juno sekarang telah berada lebih dari separuh perjalanannya untuk mempelajari atmosfer dan bagian dalam planet terbesar Tata Surya yang dimaksud.
Pola awan di sekitar pusaran itu menunjukkan, Abyss berada benar-benar di bagian tengah, menurut Metro.co.uk.
Karena fitur gelap di atmosfer Jupiter cenderung berjalan lebih dalam daripada fitur cahaya, Abyss mungkin benar-benar lubang yang dalam, namun hingga saat ini masih belum terdapat bukti yang menguatkan dugaan.
Abyss dikelilingi oleh awan berkelok-kelok dan sistem badai berputar-putar lainnya, beberapa di antaranya diatapi oleh awan berwarna terang.
Simak pula video pilihan berikut:
Jupiter dan 4 Bulannya Akan Terlihat Sepanjang Pekan
Sang raksasa Jupiter akan terlihat dengan jelas sepanjang pekan ini, bersama dengan empat satelit alaminya. Planet terbesar di Tata Surya itu akan berhadapan langsung dengan Matahari membentuk formasi oposisi, di mana Bumi-Matahari-Jupiter tepat sejajar.
Menjadi istimewa, karena saat sang pemilik julukan Jove itu berhadapan langsung dengan Matahari, maka permukaannya akan terlihat lebih cerah di angkasa.
Selain itu, Jupiter berada pada jarak terdekat dengan Bumi pada pekan ini, sehingga planet yang dimaksud akan tampak lebih besar.
Sang raja dari para dewa menurut mitologi Yunani itu mencapai oposisi setiap 13 bulan sekali. Pada pekan ini, keempat bulannya yang bernama Io, Europa, Callisto, dan Ganymede akan turut terlihat terang bersama Jupiter, sebagaimana dikutip dari laman Vox News.
Advertisement
Sabuk Sang Dewa Langit dan Bintik Merahnya Akan Turut Terlihat
Jika Anda mengamati dengan teropong, tidak hanya keempat satelit alami yang turut terlihat, namun juga sabuk awan sang Dewa Langit dan mungkin juga Bintik Merah Besar (Great Red Spot) yang dimilikinya.
Saat matahari terbenam di ufuk barat sepanjang pekan ini, Jupiter akan terbit di timur, menurut Forbes. Jupiter akan dapat dilihat hampir sepanjang malam, bahkan jika beruntung akan tetap terlihat selama beberapa minggu ke depan.
Meski demikian, puncak fenomena ini adalah pada 10 Juni 2019, mewakili pertengahan periode pengamatan optimal. Namun, kapan saja melihat Jupiter cenderung sama, selama masih berada pada bulan Juni.
Untuk mengetahui keberadaan Jupiter, planet ini berada cukup rendah di bagian selatan jika dilihat dari bagian bumi utara. Lebih spesifik, Jove berada di Ophiuchus, konstelasi ketiga belas.