Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus memperbaiki kesiapan Jalan Pantai Selatan (Pansela) Jawa sebagai jalur konektivitas, yang terbentang dari Kabupaten Lebak, Banten, hingga Banyuwangi, Jawa Timur.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto menjelaskan, jalur Pansela yang telah siap digunakan pada 2019 ini terbentang dari Jawa Barat hingga Kabupaten Pacitan di Jawa Timur, dengan total panjang sekitar 896 kilometer (km).
Advertisement
"Dari Jawa Barat sampai dengan di Jawa Timur itu sampai Pacitan, sekitar 896 km. Tinggal yang wilayahnya Jawa Timur. Dari Trenggalek, Tulungagung, sampai ke Glenmore (Kabupaten Banyuwangi)," ujar dia di Jakarta, seperti dikutip Kamis (13/6/2019).
Menurut data Kementerian PUPR, jalur Pantai Selatan Jawa terbentang sepanjang 1.405 km dengan lebar jalan antara 5-7 meter.
Jalan ini menyusuri garis tepi pantai selatan Jawa, mulai dari Kecamatan Bayah dan Cibareno di Kabupaten Lebak hingga Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Biaya Pembangunan
Sugiyartanto melanjutkan, pembangunan jalur Pansela tiap tahun memakan biaya sekitar Rp 300 miliar - Rp 400 miliar. Dana tersebut berasal dari kontrak multiyears bersama Islamic Development Bank (IDB) maupun APBN.
Untuk kelanjutan pembangunan, ia berharap itu tak terkendala dengan masalah pembebasan lahan. Sehingga jalur Pansela bisa tersambung total pada 2024 mendatang.
"Kita sih berharap sebenarnya 2024 nanti tuntas. Tapi kan bertahap terus. Moga-moga nanti (tambahan jalan) yang bisa fungsional Lebaran tahun depan naik lagi," ungkap dia.
Akibat kendala lahan tersebut, proses pengerjaannya harus dilakukan secara parsial. Sebab, Sugiyartanto menyatakan, pembangunan Pansela bisa lebih cepat dirampungkan bila tanahnya sudah terbebas.
"Kita percepat tanahnya dari Pemda, kita konstruksinya. Pokoknya intinya kalau jalan itu tanahnya bebas, konstruksinya bapak mau ngajak lembur ayo. Itu aja. Tergantung tanahnya," pungkasnya.
Advertisement