4 BUMN Masuk Daftar Perusahaan Publik Terbesar Dunia versi Forbes

Empat BUMN Indonesia masuk dalam daftar perusahaan publik terbesar di dunia pada 2019.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 13 Jun 2019, 10:46 WIB
Ilustrasi pelayanan Bank Rakyat Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kian membanggakan. Tercatat,empat BUMN Indonesia masuk dalam daftar perusahaan publik terbesar di dunia pada 2019, yang dirilis majalah ekonomi asal Amerika Serikat (AS), Forbes.

Adapun keempat BUMN yang masuk daftar, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). 

Menteri BUMN, Rini Soemarno menyatakan, pengakuan sekaligus apresiasi dunia internasional terhadap kinerja BUMN tersebut merupakan salah satu bukti keseriusan BUMN untuk selalu mewujudkan visi jangka panjang sebagai penyedia layanan dan memiliki kinerja yang terbaik.

"Saya sangat bangga dengan masuknya 4 perusahaan BUMN ke dalam daftar perusahaan publik terbesar di dunia versi majalah Forbes. Peringkat Forbes ini menunjukkan bahwa BUMN Indonesia memiliki daya saing yang kuat dengan perusahaan top global lainnya," ungkap Rini di Jakarta, Kamis (13/6/2019).

Forbes merilis daftar 2.000 perusahaan publik global terbesar di dunia pada 2019. Perusahaan-perusahaan yang dipilih Forbes ini tersebar di 61 negara.

Penetapan kriteria perusahaan publik global terbesar, mengacu pada ukuran kapitalisasi pasar, penjualan, laba, dan aset pada 2018.

Dalam daftar tersebut, BRI menempati posisi 363. Bank terbesar di Indonesia ini tercatat memiliki kapitalisasi pasar (market cap) USD 38,8 miliar. Didirikan pada 1895, BRI fokus membiayai sektor mikro dan ritel, terutama UMKM.

Dengan nilai pendapatan mencapai USD 9,4 miliar, perolehan laba USD 2,3 miliar dan aset USD 90,2 miliar.

Sementara Bank Mandiri masuk dalam posisi 481. BUMN perbankan ini  selama ini lebih banyak beroperasi di sektor korporasi, komersial, serta bisnis.

Bank Mandiri mencatatkan pendapatan USD 8 miliar, dengan perolehan laba USD 1,8 miliar dan aset mencapai USD 83,6 miliar. Adapun nilai kapitalisasi pasarnya sebesar USD 25,9 miliar.

Telkom Indonesia menempati posisi 747. Telkom merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Pendapatan perusahaan mencapai USD 9,4 miliar dengan perolehan laba USD 1,3 miliar dan aset USD 13,8 miliar. Nilai kapitalisasi pasar perusahaan dilaporkan mencapai USD 27,2 miliar.

Selanjutnya, BNI yang berada pada posisi 835. BNI menjadi bank BUMN ketiga yang masuk dalam daftar perusahaan publik terbesar di dunia.

Pendapatan bank ini tercatat USD 4,9 miliar, dengan raihan laba USD 1,1 miliar. Adapun asetnya USD 56,2 miliar dengan nilai kapitalisasi pasar USD 13,1 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Berkat Kerja Keras dan Strategi

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia menjelaskan, pencapaian tersebut juga tak lepas dari kinerja BUMN yang semakin kuat dan kokoh berkat kerja keras dan sinergitas yang dibangun melalui  visi BUMN “One Nation, One Vision, One Family, to Excellence”. 

"Saat pertama saya ditunjuk sebagai Menteri BUMN, keuntungan BUMN Rp 143 triliun dan dengan kerja keras seluruh insan BUMN, pada 2018 untungnya di atas Rp 200 triliun," ungkap Rini.

Rini menegaskan, kinerja positif ini akan dijaga dan tingkatkan agar BUMN dapat terus melayani negeri, menjadi agen pembangunan yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Kementerian BUMN senantiasa berkomitmen untuk selalu meningkatkan kinerja dan layanan seluruh BUMN. Termasuk juga memperkuat peran BUMN sebagai agen pembangunan," kata Rini.


Menteri Rini Optimistis Laba BUMN Dapat Sentuh Rp 220 Triliun

Menteri BUMN Rini Soemarno memberi paparan saat konferensi pers pembukaan Indonesia Investment Forum 2018 di Bali, Selasa (9/10). Acara ini diinisiasi BI, Kementerian BUMN, Kemenkeu, dan OJK serta diorganisir oleh Bank Mandiri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri BUMN, Rini Soemarno, mengaku optimistis BUMN mampu mencatatkan laba bersih di atas Rp 220 triliun pada tahun ini. Angka tersebut dipatok lebih tinggi dari laba yag dicatatan BUMN pada 2018 yag tercatat Rp 200 triliun.

"Tahun lalu laba BUMN Rp 200 triliun. Tahun ini Insya Allah bisa di atas Rp 220 triliun," katanya saat ditemui di GBK, Jakarta, pada Kamis 30 Mei 2019. 

Rini mengatakan, tahun ini menjadi tahun yang cukup baik bagi BUMN karena tidak terlepas dari kerja keras para direksi pada tahun lalu. "Alhamdulillah semua keuntungannya sangat besar sehingga lebih semangat untuk memberi di tahun ini," katanya.

Dia menambahkan keberhasilan BUMNini pun tidak lepas dari dorongan Presiden Joko Widodo (Jokowi), sehingga BUMN bisa terus berbagi dengan masyarakat. "Ini tentunya tidak terlepas dari dorongan dan semangat dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo," pungkasnya.

Dikutip dari laporan kinerja BUMN sepanjang 2018, untuk aset, laba, ekuitas, belanja modal hingga kontribusi kepada APBN dalam bentuk pajak, PNBP, dan dividen naik signifikan.

Hingga 31 Desember 2018, total aset BUMN menembus angka Rp 8.092 triliun. Aset BUMN naik Rp 882 triliun dari capaian 2017 sebesar Rp 7.210 triliun. Total laba BUMN tumbuh menjadi Rp 188 triliun dari laba 2017 sebesar Rp 186 triliun.

Besarnya kontribusi BUMN dalam pembangunan infrastruktur pun terlihat dari belanja BUMN yang meningkat sepanjang 2018 mencapai Rp 487 triliun. Angka itu naik signifikan dibandingkan 2017 sebesar Rp 315 triliun. Belanja modal (capital expenditure/capex) 2018 itu didominasi oleh sektor infrastruktur.

Kontribusi BUMN terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melonjak menjadi Rp 422 triliun, naik Rp 68 triliun dari setoran 2017 sebesar Rp 354 triliun.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya