TKN Yakin Jokowi Ajak Profesional Masuk Kabinet Kerja Jilid II

Sebelumnya, Presiden Jokowi membeberkan Kabinet Kerja Jilid II ke depan akan fokus pada tiga hal. Apa sajakah itu?

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jun 2019, 13:12 WIB
Presiden Joko Widodo saat wawancara khusus dengan SCTV di Long Room Istana, Jakarta, Rabu (20/7). Presiden menjelaskan berbagai macam keuntungan dari Tax Amnesty. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga meyakini bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan menarik orang-orang profesional dalam Kabinet Kerja Jilid II. Menurut Arya, kriteria tersebut yang dicari Jokowi untuk membantunya pada periode kedua.

"Yang penting profesional pasti," ucapnya kepada wartawan, Kamis (13/6/2019). 

Profesional yang dimaksud, menurut Arya, tidak medikotomi antara profesional dengan kader partai politik. Kata dia, dari kalangan partai pun ada orang profesional.

"Profesional itu artinya dari parpol banyak profesional juga di bidangnya. Orang parpol banyak yang profesional. Gitu loh, jadi tidak ada masalah," kata politikus Perindo itu.

Arya enggan membahas nama-nama calon menteri yang tengah dipertimbangkan Jokowi. Menurutnya, nama itu hanya diketahui Jokowi seorang.

"Pak Jokowi pasti udah lah, sudah ada, sudah dikantongi. Beliau mempertimbangkan banyak hal. Itu aja sih," ucapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Fokus Kabinet Kerja Jilid II

Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin didampingi sejumlah pimpinan partai politik pendukung memberikan keterangan pers usai menggelar pertemuan tertutup di Plataran Menteng, Jakarta, Kamis (18/4). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Presiden Jokowi membeberkan Kabinet Kerja Jilid II ke depan akan fokus pada tiga hal. Yaitu penguatan fondasi pada penyelesaian proyek infrastruktur, pembangunan sumber daya manusia, dan reformasi birokrasi.

Dalam wawancara khusus dengan Tim LKBN ANTARA di Istana Merdeka Jakarta, Rabu, 12 Juni kemarin, Jokowi mengatakan Indonesia sebagai negara besar memerlukan fondasi-fondasi yang kuat agar bisa bersaing dengan negara-negara lain.

"Fondasi itu diperlukan dalam rangka kompetisi kita dengan negara-negara lain dan saya melihat memang kenapa kita lima tahun ke belakang kita fokus pada infrastruktur karena stok infrastruktur kita, kita lihat memang masuk baru pada angka baru 37 persen," ungkapnya. 

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya