Liputan6.com, Idlib - Militer Rusia mengatakan pada Rabu 12 Juni 2019 bahwa pemerintah Moskow dan Turki telah memperantarai gencatan senjata penuh di Provinsi Idlib, tempat di mana pasukan pemerintah Suriah terlibat konflik dengan pemberontak.
Gencatan senjata itu diterapkan pada apa yang disebut zona de-eskalasi Idlib, dan telah menyebabkan pengurangan signifikan dalam kekerasan, kantor berita Rusia melaporkan.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari The Straits Times pada Kamis (13/6/2019), baik Rusia maupun Turki, tidak mengatakan berapa lama gencatan senjata akan berlangsung di Suriah.
Sebelumnya, serangan udara pada hari Senin menewaskan sedikitnya 25 orang, mayoritas warga sipil, di barat laut Suriah.
Itu merupakan pekan keenam serangan militer yang dipimpin Rusia, di mana telah menewaskan ratusan warga sipil Suriah, lapor penduduk setempat dan kelompok penyelamat.
Menandai Eskalasi Terbesar di Suriah
Kekerasan di Provinsi Idlib dan wilayah Hama di dekatnya telah menandai eskalasi militer terbesar antara Presiden Bashar al-Assad dan musuh-musuh pemberontaknya sejak musim panas lalu.
Puluhan ribu orang telah meninggalkan rumah mereka, di mana mayoritas berlindung di perbatasan Turki dari serangan udara yang telah menewaskan puluhan orang.
Turki telah mengadu ke Moskow, yang mendukung pemerintah Suriah, sementara Rusia mengatakan tanggung jawabnya adalah pada Ankara untuk mengendalikan pemberontak.
Provinsi Idlib sendiri merupakan basis terakhir kubu pemberontak Suriah yang masih bertahan hingga sekarang.
Advertisement
25 Orang Tewas oleh Serangan Rusia
Awal pekan ini, setidaknya 25 orang tewas dalam serangan udara yang dilakukan oleh pesawat jet tempur Rusia di wilayah Idlib, Suriah.
Sebanyak 13 orang tewas setelah jet Sukhoi Rusia menjatuhkan bom di Desa Jebala, Provinsi Idlib bagian selatan, menurut warga dan regu penyelamat sipil, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Di antara korban meninggal termasuk wanita dan anak-anak.
Adapun 12 lainnya meregang nyawa dalam sebuah operasi yang melibatkan jet Rusia di Kota Khan Sheikhoun, Kafr Battikh, dan beberapa desa lain di Suriah menurut tim penyelamat lokal.
Sejak diluncurkan pada akhir April, kampanye udara besar yang dilakukan Moskow telah menewaskan lebih dari 1.500 orang dengan lebih dari separuh warga tewas adalah warga sipil.
Lebih dari 300.000 orang telah melarikan diri ke tempat aman di dekat perbatasan dengan Turki, kata PBB dan sebuah lembaga bantuan.