Liputan6.com, Jakarta - Penyanyi cilik Kaisar Fritz yang sempat menjadi duta anak untuk berbagai yayasan, kini beranjak remaja. Saat ini ia sudah duduk di kelas 1 SMP. Namun, kecintaannya yang sangat mendalam kepada NKRI, membuatnya giat menjadi calon politikus remaja.
Berbagai kegiatan pun dijalani Kaisar Fritz setelah duduk di bangku SMP Di bawah bimbingan Bapak M. Fauzan Rachman, SE dan Ibu Azizah Talita Dewi, S. Sos, MM. Sebut saja kegiatan wawasan kebangsaan, kegiatan seni budaya, kegiatan Wiyata Mandala, hingga kegiatan sosial.
Baca Juga
Advertisement
Kegiatan wawasan kebangsaan yang sempat diikuti oleh Kaisar Fritz salah satunya adalah Puisi Anak Bangsa pada Januari 2019. Menariknya, acara yang digelar di depan Kejati Jabar ini memiliki tema tentang korupsi.
Selain itu, ia juga pernah hadir sebagai kader kepemudaan GMBI (Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia) divisi SBOP (Seni Budaya Olahraga Pariwisata)dalam pembukaan sasana olah raga bela diri di Jawa Tengah pada Desember 2018. Kegiatan ini menyusul sebelumnya di mana ia menjadi asisten dewan juri lomba Cipta Karya HUT GMBI ke-17 pada Maret 2018.
Kegiatan Sosial dan Seni Budaya
Putra pasangan organisator Hidayat Fritz Sambora dan Seruni Sahara Aszwan yang aktif sebagai pemerhati masa depan anak bangsa, tenaga pengajar character building, public speaking, dan modeling ini, aktif dalam kegiatan Wiyata Mandala berupa keorganisasian di OSIS sekolahnya, SMPN 50 Bandung yang kini memiliki kepala sekolah Dra. Tatin Lesmanawati, M.M.Pd.
Kegiatan sosial yang dijalani Kaisar Fritz terbilang sangat luar biasa. Ia menjadi Ketua Team Fimisz yang bergerak di bidang kepedulian sosial dan lingkungan hidup. Tim tersebut merupakan perkumpulan kecil Kaisar bersama teman-teman. Teman-teman baik Kaisar adalah Arival, Martvin, Ahmad, Rajif, Axl, Musta, Getra, Imam, Altaf, Mavi, Raka, dan Fausan.
Ditambah lagi, Kaisar juga sempat aktif dalam Gerakan Jangan Membuang Sampah Sembarangan melalui channel YouTube, sebagai ketua Panitia Lomba Menggambar "Cintai Lingkungan Hidup Kita " pada April 2019, serta pembagian barang layak pakai di Ramadan 1440 H pada Mei 2019.
Sementara itu, kegiatan seni budaya yang sempat dijalani oleh Kaisar cukup membanggakan. Ia pernah menjadi tamu undangan kader seni budaya dalam acara Indonesia Record Award bertema Melukis Penari Topeng dengan topeng berusia 400 tahun. Acara ini digelar dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Indonesia pada 2018.
Advertisement
Ingin Indonesia Lebih Baik
Bahkan, ia juga sempat didapuk sebagai bintang tamu kader seni budaya dalam acara lomba menyanyi dan modeling dalam rangka memperebutkan piala Walikota Bandung dan Disbudpar kota Bandung pada Mei 2019.
Kaisar mengaku sangat ingin ikut serta membangun Indonesia menjadi semakin lebih baik. "Harapan saya agar Indonesia semakin menjadi negara yang semakin nyaman, aman, damai, sejahtera, melalui aset kader bangsa yang cerdas, berkarya, dan berkualitas," ujarnya kepada wartawan yang ia akui sebagai salah satu pidatonya di berbagai kesempatan.
"Mengajak anak muda agar lebih peka dan peduli terhadap lingkungan terdekat dan lingkungan keseluruhan, mencintai tanah air, mensyukuri lebih dalam dan mewujudkan anak muda sebagai aset bangsa yang berpikiran positif. Karena bela negara itu bukan melulu tentang angkat senjata. Karena lewat seni budaya atau peduli lingkungan hidup, atau Wiyata Mandala juga adalah bela negara cinta tanah air," lanjutnya.
Menurutnya lagi, mencintai seni budaya adalah bukan melulu tentang tampil di layar kaca atau layar perak, akan tetapi dedikasi terhadap perkembangan seni budaya tersebut melalui pelestarian seni budaya, pengabdian, dan kecintaan terhadap seni budaya tanah air, peduli terhadap adab, etika, dan moral bangsa Indonesia.
Generasi Z
"Tidak perlu menutup mata atau telinga terhadap perkembangan zaman, karena memang kita harus mengikuti modernisasi, tetapi tetaplah menjadi kader bangsa yang modern, tapi berbudi pekerti luhur. Karena tanpa adab, manusia bisa jadi biadab," terangnya.
"Menurut teori generasi, generasi seusia Kaisar adalah generasi Z di mana generasi Z adalah generasi instan yang katanya kurang menghargai proses atau serba instan. Kaisar ingin membuktikan bahwa generasi Z pun mampu jadi generasi handal," ia menambahkan.
Ia pun mengakui bahwa peranan orang tua sangatlah diperlukan. "Kaisar berterimakasih kepada orang tua kaisar yang selalu sabar dan konsisten mendidik Kaisar juga orang tua lainnya yang selalu hadir membimbing Kaisar, juga Om Vico yang selalu menyemangati Kaisar," ucapnya.
"Stop bullying verbal dan non verbal juga ya. Kepada pihak yang berwenang agar pendidikan moral bangsa digiatkan kembali menyeluruh kepada seluruh lapisan masyarakat," tutupnya.
Advertisement