Meski Picu Gesekan Diplomatik, Sampah Kanada di Malaysia Tak Kunjung Diambil

Pihak Ottawa mengatakan bahwa pihaknya belum ada rencana untuk mengambil sampah plastik yang berasal dari Kanada di Malaysia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 14 Jun 2019, 10:53 WIB
Pejabat Malaysia memeriksa kontainer berisi limbah plastik di Westports, Port Klang, sebelah barat Kuala Lumpur, Selasa (28/5/2019). Malaysia yang menjadi tempat pembuangan limbah plastik dunia mulai mengirim sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang ke negara-negara asalnya. (Mohd RASFAN/AFP)

Liputan6.com, Ottawa - Otoritas Ottawa mengatakan bahwa pihaknya belum ada rencana untuk mengambil sampah plastik yang berasal dari Kanada di Malaysia.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (14/6/2019), hal itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian lingkungan Kanada menanggapi isu yang tengah beredar.

Pada akhir Mei, pemerintah Malaysia mengatakan akan mengirim kembali 3.000 ton sampah plastik ke 14 negara asal, termasuk Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Prancis, Australia, dan Inggris.

Dalam sebuah pernyataan email kepada Reuters, juru bicara Lingkungan dan Perubahan Iklim Kanada Gabrielle Lamontagne mengatakan: "Tidak ada rencana bagi pemerintah Kanada untuk mengambil sampah di Malaysia."

Dia menambahkan bahwa Kanada telah menghubungi pemerintah Malaysia untuk perincian. Sementara itu, tidak ada indikasi berapa banyak sampah plastik yang berasal dari Kanada.

Limbah asing telah muncul sebagai penyebab gesekan diplomatik dalam beberapa bulan terakhir di Asia Tenggara.

Akibat hal tersebut, Filipina menarik para diplomat dari Kanada pada Mei lantaran masalah limbah rumah tangga secara ilegal dari Kanada yang tidak dikembalikan ke negara asal pada batas waktu yang ditentukan.

Awal pekan ini, Kanada mengumumkan rencana untuk melarang beberapa plastik sekali pakai seperti sedotan, tas dan peralatan makan pada awal 2021 untuk mengurangi limbah yang tidak dapat didaur ulang dan melindungi lautan dunia.


Filipina Kembalikan 69 Kontainer Sampah ke Kanada

Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberi tahu puluhan polisi yang berada di hadapannya bahwa mereka akan diawasi. (Ted Aljibe/AFP)

Sebelumnya, Filipina telah mengirimkan kembali berton-ton sampah ke Kanada pada Jumat, 31 Mei 2019 setelah pertikaian diplomatik, karena Manila dan negara-negara Asia Tenggara lain menolak menjadi tempat pembuangan sampah internasional.

Langkah itu dilakukan setelah kampanye panjang yang mendesak Kanada agar mengambil kembali limbah miliknya yang membusuk.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengecam di Ottawa pekan lalu, mendesak sampah itu segera dikembalikan, sebagaimana dilansir dari Channel News Asia.

Sampah-sampah itu dikirim kembali dengan 69 kontainer, dimuat dalam kapal kargo di Subic Bay, bekas pangkalan angkatan laut AS dan pelabuhan pengiriman di barat laut Manila. Ke-69 kontainer itu kini memulai perjalanan panjang menuju Kanada.


Cuitan Menlu Filipina

Ilustrasi bendera Filipina (AFP/Noel Cells)

Dalam sebuah twit, Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin tampak bersyukur dengan kepergian sampah berjumlah ekstrem tersebut.

"Baaaaaaaaa bye, seperti yang kita katakan," cuit Locsin yang turut menyertakan gambar kapal yang pergi.

Saat ditemui wartawan pada hari Kamis, Menteri Lingkungan Hidup Kanada Catherine McKenna menyambut baik berita tentang sampah yang dikembalikan tersebut.

"Kami berkomitmen dengan Filipina dan kami bekerja sama dengan mereka," katanya.

Tidak hanya Filipina, Malaysia dan Indonesia telah sejak lama menjadi taget pembuangan sampah internasional.

Beberapa hari lalu, Malaysia mengumumkan akan mengirim 450 ton limbah plastik impor ke asalnya, termasuk Australia, Bangladesh, Kanada, China, Jepang, Arab Saudi, dan Amerika Serikat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya