Profesor Gizi Uji Makanan untuk Atasi Balita Wasting

Permasalahan wasting atau balita kurus di Indonesia kini bisa diatasi dengan intervensi gizi dengan Formula Ready to Use Therapeutic Food (RUTF).

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 16 Jun 2019, 13:00 WIB
Ilustrasi Bayi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Permasalahan wasting atau balita kurus di Indonesia kini bisa diatasi dengan intervensi gizi dengan Formula Ready to Use Therapeutic Food (RUTF).

Berdasarkan penelitian Profesor Riset Bidang Makanan dan Gizi Dr Astuti Lamid, MCN intervensi gizi dengan RUTF dapat menurunkan balita wsting secara bermakna sebesar 36 persen dan sangat kurus sebesar 58 persen.

Mengutip laman sehatnegeriku.go.id, RUTF merupakan makanan pemulihan untuk balita yang sangat kurus (wasting) berupa makanan padat bentuk pasta yang diperkaya dengan zat gizi berupa vitamin dan mineral. RUTF digunakan dalam program perawatan, baik rawat inap atau pun jalan, dan untuk balita yang datang ke pusat pelayanan kesehatan. 

Astuti mengatakan RUTF telah digunakan di Malawi, Afrika, India dan negara lainnya untuk menanggulangi balita sangat kurus.

 

 


Lebih efektif dari Formula100

Guna menilai seberapa efektif pemberian RUTF lokal dalam meningkatkan asupan, status gizi, serta kesehatan balita wasting dilakukan uji efikasi. Satu paket RUTF lokal per 100 gram diujikan pada balita sangat kurus di Kabupaten Bogor dan Subang. Setelah 3 bulan, terjadi kenaikan status gizi yang signifikan pada balita tersebut.

RUTF dinilai lebih efektif dibandingkan Formula-100 untuk mengatasi gizi buruk. Pengujian dilakukan dengan pemberian RUTF dan Formula100. Pengujian dilakukan dengan pemberian RUTF dan Formula-100, hampir semua asupan zat gizi (Energi, Protein, Vitamin A, Besi dan Zinc) dari RUTF dan Formula-100 pada awalnya kurang dari 70 persen AKG, namun pada akhir penelitian asupan zat gizi meningkat melebihi 100 persen AKG untuk zat gizi dari RUTF.

“Dilihat dari rerata asupan vitamin A dan besi, kelompok RUTF lebih tinggi asupannya secara signifikan dibandingkan dengan kelompok Formula-100. Dari aspek penyakit yang dialami balita sangat kurus, penyakit yang dominan diderita adalah ISPA. Penurunan kasus ISPA terbanyak pada kelompok RUTF,” kata Astuti saat orasi ilmiah hasil penelitiannya, Kamis (13/6) di gedung Kemenkes, Jakarta.


Keunggulan RUTF

Menurut Astuti, RUTF memiliki beberapa keunggulan dibandingkan Formula-100 untuk mengatasi gizi buruk.

“Keunggulan lain RUTF dibandingkan Formula-100 adalah, satu, mengurangi efek pelarutan dengan air sehingga mengurangi risiko tercemar mikroorganisme; dua, zat gizi lengkap karena diperkaya dengan vitamin dan mineral; tiga, merupakan makanan instan yang tidak memerlukan preparasi, tahan terhadap pertumbuhan mikroorganisme, dan dapat disimpan lama; empat, densitas energi lebih tinggi dari pada Formula-100,” katanya.

Kepatuhan mengonsumsi formula makanan baik Formula-100 dan RUTF lokal hampir sama sekitar 50%- 60%. Keunggulan RUTF lokal yang lain adalah cara pemberiannya praktis tidak perlu diseduh dengan air panas. Beberapa penelitian di negara Afrika menunjukkan RUTF berhasil memulihkan status gizi balita kurus maupun balita sangat kurus.

RUTF yang menggunakan bahan makanan lokal terbukti dapat diterima masyarakat, khususnya keluarga yang mempunyai balita kurus dan sangat kurus. RUTF lokal ini telah didaftarkan dengan pendaftaran paten Nomor P00201201133: Makanan Terapi Siap Santap (KcHijauNut dan Tempe-Nut) untuk penderita gizi buruk dan proses pembuatannya dengan tanggal pendaftaran 6-12-2012.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya