Liputan6.com, Seattle - Pesawat terbesar di dunia Stratolaunch akhirnya dipasarkan. Harganya mencapai USD 400 juta atau RP 5,7 triliun (USD 1 = Rp 14.356).
Berdasarkan ukuaran wingspan, Stratolaunch memiliki panjang 385 kaki (117 meter). Pesawat ini juga baru terbang sekali, selama dua jam lebih, pada April lalu. Kecepatan maksimum pesawat adalah 189 mil per jam, demikian laporan CNBC.
Harga tersebut sudah termasuk kepemilikan, hak kekayaan intelektual, serta berbagai fasilitas.
Baca Juga
Advertisement
Ada tiga calon pembeli potensial, yakni Elon Musk, Jeff Bezos, dan RIchard Branson. Ketiga miliarder itu masing-masing adalah pemimpin dari SpaceX, Blue Origin, dan Virgin Galactic. Ketiganya aktif di dunia aerospace.
Baru pihak Branson yang tertarik dengan pesawat terbesar ini. Akan tetapi, sumber menyebut ia enggan membayar harga penuh USD 400 juta.
Kabar menyebut ia hanya mau membayar sebesar USD 1 (Rp 14.356). Penawaran kecil serupa pernah terjadi ketika ia ingin membeli armada pesawat supersonik Concorde dari British Airways. Kala itu, British Airways berencana menghentikan penerbangan Concorse.
Hal yang sama ternyata terjadi pada Stratolaunch. Perusahaan Stratolaunch Systems Corporation juga sedang mengurangi karyawannya. Reuters menyebut perusahaan sedang dalam tahap berhenti operasi
Tujuan pembuatan pesawat itu bukan untuk mengantar penumpan, tetapi meluncurkan roket dari udara. Pesawat ini merupakan buah pikiran salah satu pendiri Microsoft, yaitu mendiang Paul Allen.
Sayangnya, Paul Allen meninggal pada Oktober 2018, beberapa bulan sebelum pesawat terbesar ini mengudara.
.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Penerbangan Perdana
Sebelumnya dikabarkan, pesawat terbesar di dunia, untuk pertama kalinya berhasil melakukan penerbangan.
Pesawat yang dibangun oleh perusahaan peluncur roket Stratolaunch ini memiliki berat 500.000 pound dengan lebar sayap 385 kaki.
Pesawat ini lepas landas sekitar pukul 10 pagi dari Mojave Air and Port in Mojave, California.
Mengutip laman The Verge, Selasa (16/4/2019), ini adalah uji terbang pertama untuk pesawatbesar itu. Sekadar informasi, pesawat tersebut memang dirancang untuk meluncurkan roket ke orbit dari udara.
Menurut perusahaan, penerbangan perdana pesawat itu berlangsung selama 150 menit. Selanjutnya, pesawatpun mendarat dengan selamat.
Pesawat ini bisa menjatuhkan roket dan menyalakan mesin mereka dengan meningkatkan diri ke orbit di sekitar planet.
Tidak ada roket di penerbangan khusus ini, namun kabarnya sudah ada perusahaan yang ingin menggunakan jasanya.
Perusahaan yang dimaksud adalah Northrop Grumman, yang berencana menggunakan Statrolaunch untuk mengirim roket pegasus XL ke luar angkasa.
"Ini adalah momen emosional untuk kami. Secara personal, melihat burung raksasa ini terbang," tutur CEO Statolaunch Jean Floyd.
Advertisement
Terbang Hingga 35 Ribu Kaki
Pesawat ini berkinerja seperti yang diharapkan dengan kecepatan maksimum 175 mil per jam dan ketinggian puncak 15.000 kaki.
Sementara itu, pilot penguji coba Stratolaunch Evan Thomas mengatakan, "pererbangan berlangsung dengan mulus dan itulah yang kami inginkan untuk sebuah penerbangan pertama."
Penerbangan pertama ini dilakukan tiga bulan setelah Stratolaunch memutus hubungan kerja terhadap 50 karyawan mereka. Waktu itu perusahaan juga membatalkan upaya pengembangan roketnya sendiri.
Awalnya perusahaan merencanakan untuk membangun seluruh rangkaian roket, termasuk pesawat ruang angkasa. Perubahan rencana ini diperkirakan dipicu oleh kematian Paul Allen.