Pelatih Tunggal Putra Bocorkan Perubahan Positif Jonatan Christie

Setelah beberapa kali membuat kejutan dengan menumbangkan pemain top level, Jonatan Christie Juara di Selandia Baru dan Australia.

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 17 Jun 2019, 09:10 WIB
Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, berusaha memukul kok saat melawan tunggal Denmark pada Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (26/1). Jonatan gagal ke final. (Bola.com/Yoppy Renato)

Jakarta - Pelatih tunggal putra Hendry Saputra memaparkan perubahan yang terjadi pada Jonatan Christie. Perubahan tersebut berefek positif sehingga anak asuhnya itu menjuarai turnamen Selandia Baru Terbuka dan Australia Terbuka 2019. 

Performa Jonatan Christie sempat menurun setelah merebut medali emas Asian Games 2018. Tapi, perlahan tapi pasti, penampilannya membaik.

Setelah beberapa kali membuat kejutan dengan menumbangkan pemain top level di sejumlah turnamen, Jonatan berhasil merebut gelar di Selandia Baru dan Australia.

"Saat ini, Jonatan dalam kondisi fisik yang bagus. Dia staminanya memang harus bagus. Jonatan mainnya perlu durasi panjang, tempo lama. Jadi awalnya (fisik harus bagus) itu dulu, teknik dan cara main saya lihat dia bisa lebih menguasai," ungkap Hendry Saputra, melalui rilis dari PBSI, Minggu (16/6/2019). 

"Perubahan kedua adalah fokus Jonatan dan seberapa besar ambisinya untuk raih gelar. Tiga hal ini paling penting buat Jonatan," imbuh Hendry. 

Sang pelatih juga mengamini pendapat publik tetang karakter Jonatan yang sekarang tampil lebih meyakinkan, terutama dalam pemilihan taktik.  

"Kalau ketemu kompetitor dia, rata-rata memang sudah lebih aman. Dari beberapa stroke pukulan yang biasanya tidak yakin, sekarang dia lebih berani. Dia juga bisa memberikan pukulan tipuan, atau mengubah-ubah arah pukulan. Dari strategi sudah lebih baik juga," beber Hendry tentang Jonatan Christie

 


Demi Poin Olimpiade

Jonatan meraih gelar Australia Terbuka 2019 setelah mengalahkan teman sendiri, Anthony Sinisuka Ginting, dengan skor 21-17, 13-21, 21-14.

Meski berstatus turnamen level super 300, jelang pengumpulan poin menuju olimpiade Tokyo 2020 banyak pemain top level yang ambil bagian dalam kejuaraan tersebut. Pengumpulan poin olimpiade dimulai pada turnamen Selandia Baru Terbuka 2019 pada Mei lalu, dan berakhir di turnamen Kejuaraan Bulutangkis Asia 2020 pada April mendatang.

"Saya rasa hasil ini cukup oke. Di sebuah turnamen, tidak ada capaian yang lebih tinggi daripada all Indonesian final. Bagi saya ini sudah oke, melebihi target. Tadinya target salah satunya masuk final dan juara, tapi ini keduanya lolos," tutur Hendry.

"Kalau dibilang ini cuma super 300, tidak apa-apa juara super 300, sah saja. Sekarang kan sedang mengejar poin untuk olimpiade. Misalnya ada pemain yang tidak ikut super 300, tidak apa-apa juga. Tapi kalau pemain itu poinnya kurang, pasti nanti dicari juga turnamen super 300," tambahnya.

"Contohnya, Hendra (Setiawan)/(Mohammad) Ahsan yang juara All England ikut main di level super 300 boleh enggak? Ya boleh saja, karena lagi cari poin ke olimpiade. Tapi benar istilahnya bahwa Jonatan dan Anthony kalau di level super 300 memang sudah layaknya untuk juara," imbuh Hendry.

Jonatan sudah mulai menjalani latihan di Pelatnas Cipayung untuk mempersiapkan diri menghadapi kejuaraan selanjutnya di Indonesia Open 2019.

Sumber: Bola.com

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya