Kembali Normal, Harga Ayam Dipatok Rp 35 Ribu per Kg

harga daging ayam sudah cenderung turun sehabis Lebaran 1440 H.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 17 Jun 2019, 16:20 WIB
Daging ayam potong segar di Pasar Slipi. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Harga daging ayam sudah kembali normal usai libur Lebaran 1440 H. Jika sebelumnya harga ayam sempat menyentuh Rp 45 ribu per kilogram (kg), kali ini sudah menyentuh Rp 35 ribu per kg.

"Sekarang harga Rp 35-38 ribu. Kalau yang beli umpama ditawar Rp 35 ribu sekilo ya dikasih," ujar Ani Hastuti (59) kepada Liputan6.com di Pasar Slipi, Jakarta Barat, Senin (17/6/2019).

Bagian fillet dijual Rp 50 ribu, dan harga paha mengikuti harga fillet. Ceker dijual Rp 20 ribu, ati ampel antara Rp 2.000 sampai Rp 2.500, dan kepala ayam dijual Rp 5.000 untuk tujuh atau delapan potong.

Ani mengaku penjualannya hari ini sedang laku. Daging ayam potong di lapaknya pun sudah tinggal sedikit.

Pedagang lain, Merie (58) menyebut sama menjual dengan harga Rp 35-38 ribu per kg. Harga sayap dan dada ayam juga dijual dengan harga tersebut. Sementara, fillet ia jual Rp 50 ribu.

Merie pun menegaskan bahwa harga daging ayam sudah cenderung turun sehabis Lebaran 1440 H. Sebelumnya, harga ayam perlahan naik ketika musim bulan puasa.

"Agak turun, kalau Lebaran kan Rp 45 ribu. Sayap dan dada juga sama. Kecuali fillet Rp 50 ribu," ujar Merie.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Harga Daging Sapi Juga Normal

Pantauan pasar harga daging sapi di pasar tradisional (Foto: Liputan6.com/Maulandy R)

Harga daging sapi juga kembali normal ke kisaran Rp 120 ribu per kg. Sebelumnya, harga sempat menyentuh Rp 140 ribu per kg pada bulan puasa lalu.

"Harga daging Rp 130 ribu - Rp 140 ribu waktu mau lebaran. Sekarang sudah turun Rp 120 ribu," jelas Haji Kemed (88).

Rawon daging dijual Rp 70 ribu, ati seharga Rp 60 - 80 ribu. Yang masih mahal di atas Rp 120 ribu menurut Haji Kemed adalah daging khas dan kelapa.

"Daging khas sekarang masih Rp 140 ribu , lamosir (cube roll) Rp 130 ribu per kg, kalau daging kelapa (knuckle) Rp 120 ribu per kg," ujarnya.

Sementara, pedagang lain Suminta (54) menjual daging sapi seharga Rp 130 ribu per kg, iga seharga Rp 80 ribu per kg, dan ekor seharga Rp 100 ribu.


Daging Ayam dan Cabai Penyumbang Inflasi DKI Jakarta di Mei 2019

Pembeli membeli daging ayam di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 Inflasi di ibukota mengalami kenaikan pada bulan Ramadan 2019. Inflasi pada Mei 2019 tercatat sebesar 0,59 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,40 persen (mtm).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo menjelaskan, peningkatan tersebut terjadi pada hampir seluruh kelompok pengeluaran terutama pada kelompok bahan makanan.

Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK sampai dengan Mei 2019 tercatat sebesar 1,64 persen (ytd), atau secara tahunan sebesar 3,50 persen (yoy), meningkat dari bulan lalu sebesar 3,37 persen (yoy). Pada akhir 2019, tingkat inflasi Jakarta diprakirakan tetap mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional kurang lebih 3,5 persen.

"Meningkatnya tekanan inflasi Mei 2019 bersumber dari kelompok pengeluaran bahan makanan," jata Hamid dalam keterangannya, Selasa, 11 Juni 2019.

Kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 2,03 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi April 2019 sebesar 0,98 persen (mtm). 

Tingginya inflasi pada kelompok ini disumbang oleh kenaikan harga pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya, khususnya pada komoditas daging ayam ras yang tercatat mengalami inflasi hingga 5,98 persen (mtm).

Sejalan dengan subkelompok daging dan hasil-hasilnya, subkelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya juga mencatat inflasi yang cukup tinggi, terutama disumbang oleh komoditas telur ayam ras dengan inflasi sebesar 3,50 persen (mtm).

Lebih lanjut pada subkelompok bumbu-bumbuan, tekanan inflasi terjadi pada komoditas cabai merah dan bawang putih yang masing-masing tercatat sebesar 17,16 persen (mtm) dan 14,75 persen (mtm).

"Cukup tingginya inflasi pada beberapa komoditas tersebut didorong meningkatnya permintaan masyarakat sepanjang pelaksanaan puasa dan untuk persiapan hari raya Idul Fitri," tambah Hamid.

Kelompok Makanan Jadi pada Mei 2019 juga memberikan tekanan yang lebih tinggi pada inflasi di Jakarta.Kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 0,76 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,34 persen (mtm). Inflasi kue kering berminyak pada bulan Mei 2019 yang tercatat sebesar 4,04 persen (mtm) menjadi salah satu penyebab inflasi pada kelompok ini.

Selain itu, kenaikan harga pada komoditas nasi dengan lauk juga berkontribusi terhadap inflasi pada kelompok ini. Naiknya harga-harga dari kelompok Makanan Jadi merupakan dampak dari naiknya harga sejumlah komoditas yang menjadi bahan dasar pembuatan makanan jadi tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya