Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini tengah menyiapkan calon definitif untuk menggantikan sosok Sofyan Basir sebagai direktur utama PT PLN (Persero).
Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah mengatakan, setidak ada tiga calon yang disiapkan guna menggantikan Bos PLN tersebut.
Adapun calon pengganti direktur utama PLN itu ia sampaikan usai Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri BUMN dengan agenda membahas rencana kerja dan anggaran kementerian lembaga (RKA KL) dan rencana kerja pemerintah (RKP) 2020.
Baca Juga
Advertisement
"Biasanya kita ajukan itu minimal 3. Mungkin ada beberapa nama ya. Ada 3 atau sampai 5 nanti," tuturnya di Gedung DPR RI, Senin (17/6/2019).
Kendati begitu, pihaknya mengaku belum bisa membeberkan lebih jaul terkait dari para kandidat terpilih untuk calon dirut PLN.
"Kan ada prosesnya nanti itu melewati tim penilaian akhir (TPA). Jadi, belum nanti itu, harus official dari Ibu Menteri (Rini). Saya belum konsultasi dengan Ibu," ucapnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ini Bocoran Calon Dirut PLN
Kementerian BUMN sampai saat ini belum menentukan siapa Direktur Utama PT PLN (Persero). Yang terbaru, Kementerian BUMN sudah mengantongi beberapa nama sebagai kandidatnya.
Sekretaris Kementerian BUMN, Imam A Putro mengatakan, sesuai prosedur, pemilihan siapa pimpinan PLN harus melalui Tim Penilai Akhir (TPA) yang diketuai langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ada beberapa calon, dari internal dan eksternal," tegas Imam, Selasa (11/6/2019).
Dia juga sedikit memberikan sosok seperti apa yang pantas memimpin PLN.
"Dia harus punya leadership yang kuat, karena PLN itu BUMN yang punya aset paling besar," tegasnya.
Imam tak menjelaskan siapa nama-nama kandidat yang berasal dari eksternal PLN. Hanya saja untuk internal, beberapa direksi yang saat ini menjabat masuk sabagai kandidat.
Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT PLN (Persero) mengangkat Djoko Rahardjo Abumanan menjadi pejabat pelaksana tugas (Plt.) Direktur Utama PLN.
Ia menjalankan tugas Sofyan Basir yang saat ini tengah menjalani proses hukum terkait perkara kasus suap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Riau-1. Penyerah Surat Keputusan (SK) pengangkatan Djoko Rahardjo Abumanan berlangsung di kantor Kementerian BUMN Jakarta Pusat, pada Rabu, 29 Mei 2019.
Advertisement
S&P Kembali Naikkan Peringkat Utang PLN
Lembaga pemengrikatan kredit luar negeri Standard & Poor's (SP) telah meningkatkan kualitas kredit PLN. Kenaikan ini terjadi dua kali dalam waktu kurang dari setahun, dan kini peringkat kredit PLN menjadi BBB dengan outlook stabil.
Pada Agustus 2018 lalu, peringkat PLN juga naik dari BBB-. Hal ini menandakan prospek pertumbuhan PLN yang solid dan kebijakan yang diambil pemerintah dinilai stabil, pruden, dan kondusif, demikian penjelasan PLN dalam rilis resminya.
"Kenaikan credit rating ini, menggambarkan bahwa tingkat risiko investasi di PLN menurun, dan dengan demikian kepercayaan investor kepada PLN akan semakin meningkat, sehingga hal ini akan semakin meningkatkan kepercayaan diri PLN dalam membangun infrastruktur ketenagalistrikan," ujar Plh. Executive Vice President Corporate Communication& CSR PLN, Dwi Suryo Abdullah.
Dalam laporan pada 31 Mei 2019, S&P meyakini PLN secara berkesinambungan memiliki peran sangat strategis bagi Indonesia, dan PLN pasti akan senantiasa mendapatkan dukungan luar biasa dari Pemerintah Indonesia.
Pihak PLN menyebut kenaikan rating ini akan memberi dampak positif untuk mencari pendanaan kompetitif pada proyek 35 GW untuk melistriki daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertingga). Selain itu diharapkan ini bisa memberi tarif kompetitif bagi industri, bisnis, dan masyarakat.
Kabar naiknya peringkat ini juga hampir bersamaan dengan naiknya laba PLN di tahun 2018. Salah satu faktor penunjangnya adalah peningkatan konsumsi listrik.
"Perusahaan mencatatkan laba bersih tahun 2018 sebesar Rp 11,6 triliun atau tumbuh 162% dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya. Adapun laba bersih tahun sebelumnya hanya sebesar Rp 4,42 triliun," jelas Dwi.
47.124 Pelanggan PLN Ikuti Program Diskon Tambah Daya
Sebanyak 70 persen dari total permohonan oleh 47.124 pelanggan di seluruh Indonesia untuk Promo Gemerlap Lebaran 2018 telah ditindaklanjuti oleh PLN per 29 Mei 2019.
Promo yang berbentuk diskon 50 persen biaya penyambungan tambah daya listrik ini berlaku untuk seluruh pelanggan PLN hingga daya 197 kVA.
Dalam hal ini, seluruh pelanggan PLN memperoleh kesempatan untuk menambah daya listrik hingga daya 197 kVA dengan hanya membayar 50 persen biaya penyambungan untuk penambahan daya. Selain itu, bagi rumah ibadah, diskon yang diberikan sebesar 100 persen atau bebas biaya penyambungan.
"Melalui Promo Gemerlap Lebaran 2019, kami ingin memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mencukupi kebutuhan daya listriknya dengan biaya yang murah. Promo ini memang khusus untuk menyambut Idul Fitri 1440 H, karena biasanya pemakaian listrik untuk keperluan rumah tangga akan meningkat, sehingga membutuhkan daya yang lebih besar. Sehingga kami membuka promo ini hingga akhir Juni 2019 nanti," ujar Dwi Suryo Abdullah, Plh. Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN.
Selain lebih murah, pelanggan bisa mendapatkan tambahan daya listrik dengan cepat karena waktu penambahan daya (PD) tidak lebih dari 24 jam.
Ini dibuktikan dengan realisasi total permohonan PD oleh pelanggan PLN yang sebanyak 47.124 pelanggan menikmati tambah daya dari promo ini.
"Maksimal 1 hari menyala, jika tidak memerlukan perluasan jaringan listrik atau pengantian trafo distribusi," tambah Dwi.
Advertisement