Liputan6.com, Addis Ababa - Kecelakaan nahas Ethiopian Airlines ET 302 yang menewaskan seluruh 157 orang pada Maret 2019 bukan kesalahan pilot, kata kepala eksekutif maskapai yang berusaha menepis kritik "misinformasi" kepada para pegawainya.
Komentar Tewolde GebreMariam kepada BBC (17/6/2019) muncul untuk menanggapi klaim dari anggota Kongres Amerika Serikat (parlemen) bahwa kesalahan pilot adalah faktor kegagalan pesawat maut itu.
Penerbangan ET 302 berpesawat Boeing 737 MAX 8 jatuh menukik enam menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Addis Ababa.
Tragedi ET 302 adalah kecelakaan fatal kedua yang melibatkan 737 MAX dalam waktu lima bulan. Sebuah pesawat tipe serupa, yang dimiliki oleh maskapai Lion Air Indonesia, juga jatuh di laut lepas Jakarta pada Oktober 2018.
Baca Juga
Advertisement
Laporan awal mengenai kedua kecelakaan tersebut menunjukkan, mereka disebabkan oleh sistem kontrol penerbangan yang digunakan pada waktu yang salah, dan dipicu oleh sensor yang salah.
Anggota Kongres AS Sam Graves pada rapat dengar pendapat di Washington DC bulan lalu berpendapat bahwa "fakta dalam laporan awal mengungkapkan kesalahan pilot sebagai faktor."
Menanggapi, CEO Ethiopian Airlines GebreMariam, mengatakan kepada BBC bahwa Anggota Kongres Graves tidak "memiliki fakta di tangannya."
Menurut penyelidikan awal, kata GebreMariam, "tampak sangat jelas pilot mengikuti prosedur dengan benar".
Sistem kontrol, yang dikenal sebagai MCAS, dimaksudkan untuk beroperasi dalam keadaan yang sangat spesifik, berulang kali memaksa hidung pesawat ke bawah, melawan perintah pilot, dan akhirnya memaksa pesawat untuk menukik jatuh.
Sebelum kecelakaan Ethiopian Airlines, Boeing telah memberi tahu perusahaan penerbangan penngguna 737 MAX tentang keberadaan MCAS, dan menetapkan instruksi tentang cara menonaktifkannya. Oleh karenanya, Graves mengklaim bahwa kru ET 302 gagal mengikuti instruksi itu dengan benar.
Pada sidang kongres yang sama, penjabat kepala Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) tampaknya setuju dengan kritik-kritik itu, menggambarkan beberapa tindakan kru berujung pada kejadian "tidak beruntung".
Namun, Boeing telah berulang kali menggambarkan kegagalan pada MCAS sebagai tautan tunggal dalam rangkaian peristiwa yang menyebabkan kedua kecelakaan tersebut.
CEO Ethiopian: Pesawatnya Bermasalah
CEO Ethiopian, Tewolde GebreMariam meyakini "sangat jelas di mana letak kesalahan" yang memicu kecelakaan.
"Ini fakta global bahwa pesawat itu memiliki masalah, itu sebabnya pesawat itu dikandangkan dan Boeing melakukan modifikasi," katanya.
"Orang-orang yang telah membuat komentar itu harus bertanya pada diri mereka sendiri, 'Mengapa mereka mengandangkan (grounded) 380 pesawat (tipe 737 MAX) di dunia?' Fakta berbicara sendiri."
Dia juga mendiskreditkan dugaan bahwa komentar dari pejabat AS berniat untuk mengalihkan kesalahan pada perusahaannya.
Advertisement
Tanggapan Boeing
Pada waktu dan lokasi terpisah, tepatnya di Paris Airshow pada Senin 17 Juni 2019, CEO Boeing, Dennis Muilenburg mengakui bahwa perusahaannya telah gagal berkomunikasi "secara jelas" mengenai sistem kontrol yang malfungsi dan mengakui bahwa Boeing telah membuat kesalahan.
"Jelas, kami dapat melakukan perbaikan, dan kami memahami itu dan kami akan melakukan perbaikan itu," katanya.
Muilenburg mengatakan dia mengharapkan 737 MAX untuk kembali terbang tahun ini dengan mengatakan "kita melihat dari waktu ke waktu semakin banyak konvergensi di antara para regulator penerbangan."