Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan saham Senin pekan ini. Aksi jual investor asing meski terbatas juga bayangi laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (17/6/2019), IHSG merosot 59,74 poin atau 0,96 persen ke posisi 6.190,52. Indeks saham LQ45 susut 1,08 persen ke posisi 980,29. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Sebanyak 279 saham melemah sehingga seret IHSG ke zona merah. Sedangkan 102 saham diam di tempat dan 146 saham menguat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.263,50 dan terendah 6.190,52.
Baca Juga
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham 441.421 kali dengan volume perdagangan saham 16,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,9 triliun. Investor asing jual saham Rp 124,50 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.335.
Sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham pertanian naik 0,45 persen. Sektor saham industri dasar susut 1,83 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur melemah 1,34 persen dan sektor saham barang konsumsi tergelincir 1,29 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham BOLA mendaki 69,14 persen ke posisi Rp 296 per saham, saham SDMU menguat 33,33 persen ke posisi Rp 72 per saham, dan saham SMRU nai 25,71 persen ke posisi Rp 176 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham FITT turun 24,78 persen ke posisi Rp 173 per saham, saham SMBR merosot 23,79 persen ke posisi Rp 785 per saham dan saham BKSL tergelincir 9,85 persen.
Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,40 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,21 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,20 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,06 persen.
Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,22 persen, indeks saham Thailand susut 0,06 persen dan indeks saham Singapura susut 0,34 persen.
"IHSG menurun menutup gap saja. Sementara memang gap di area 6.200," ujar Analis PT Panin Sekuritas, William Hartanto saat dihubungi Liputan6.com.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Laju IHSG pada Awal Perdagangan Saham
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada awal sesi perdagangan saham.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (17/6/2019), IHSG naik tipis 9,27 poin atau 0,15 persen ke posisi 6.259,53. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG menguat 11,09 poin atau 0,18 persen ke posisi 6.261,36. Indeks saham LQ45 susut 0,22 persen ke posisi 988,80. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.
Penguatan IHSG pun tak berlangsung lama. Pada awal sesi, IHSG pun berbalik arah ke zona merah. IHSG melemah tipis 2,3 poin ke posisi 6.247, Sebanyak 149 saham menguat sehingga membuat pelemahan IHSG tak terlalu besar. 71 saham merosot dan 116 saham diam di tempat.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.253,50 dan terendah 6.245,58. Total frekuensi perdagangan saham 23.453 kali dengan volume perdagangan 1,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 472,7 miliar. Investor asing beli saham Rp 1,7 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.350.
Sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham pertanian naik 0,54 persen, sektor saham keuangan menguat 0,18 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 0,17 persen.
Sementara itu, sektor saham infrastruktur melemah 0,44 persen, sektor saham barang konsumsi susut 0,27 persen dan sektor saham industri dasar merosot 0,18 persen.
Saham-saham yang cetak penguatan terbesar di awal sesi antara lain saham BOLA naik 69,14 persen ke posisi Rp 296 per saham, saham SDMU melonjak 12,96 persen ke posisi Rp 61, dan saham SIMA mendaki 16,96 persen ke posisi Rp 131 per saham.
Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham TFCO merosot 22,52 persen ke posisi Rp 430 per saham, saham FITT susut 8,7 persen ke posisi Rp 210 per saham, dan saham JPFA melemah 2,91 persen ke posisi Rp 1.500 per saham.
Bursa saham Asia sebagian besar menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,38 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,14 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,25 persen, indeks saham Shanghai naik 0,67 persen, indeks saham Singapura bertambah 0,10 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,29 persen.
Advertisement
Perdagangan Saham Jumat Pekan Lalu
Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada perdagangan saham jelang akhir pekan. Aksi jual investor asing masih terjadi pada Jumat pekan ini.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat 14 Juni 2019, IHSG merosot 22,81 poin atau 0,36 persen ke posisi 6.250,26. Indeks saham LQ45 susut 0,34 persen ke posisi 991,02. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Pada awal sesi perdagangan IHSG sempat menguat tipis lima poin ke posisi 6.278,02. Akan tetapi, penguatan IHSG tidak berlangsung lama.
Sebanyak 229 saham melemah sehingga menekan IHSG. 175 saham menguat dan 126 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham 14,9 miliar saham. Volume perdagangan saham tercatat 14,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,6 triliun. Investor asing jual saham Rp 142,89 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) perkasa di Rp 14.320.
Sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor pertanian naik 0,21 persen dan sektor perdagangan mendaki 0,07 persen.
Sementara itu, sektor saham konstruksi susut 1,48 persen, dan alami penurunan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri merosot 0,93 persen dan sektor saham industri turun 0,89 persen.
Saham-saham catatkan penguatan antara lain saham SIMA naik 34,94 persen ke posisi Rp 112 per saham, saham LUCK mendaki 25 persen ke posisi Rp 1.500 per saham, dan saham SDRA menanjak 19,72 persen ke posisi Rp 850 per saham.
Saham-saham melemah antara lain saham FITT turun 20,69 persen ke posisi Rp 230 per saham, saham MPMX susut 18,35 persen ke posisi Rp 890 per saham, dan saham HELI melemah 17,33 persen ke posisi Rp 167 per saham.
Analis PT Panin Sekuritas, William Hartanto menuturkan, IHSG melemah masih normal. Pelemahan IHSG ini seiring menutup gap pada saat terjadi peringkat utang S&P.
Pada akhir Mei 2019, lembaga pemeringkat internasional S&P menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi BBB dari BBB- dengan outlook atau prospek stabil.
Saat ditanya mengenai ada sidang MK, William menilai nanti keputusan sidang MK yang akan pengaruhi IHSG.”Tidak, masih lebih kuat peringkat utang,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, ada aksi jual selama tiga hari ini juga sangat minim. Hal tersebut tidak cukup kuat untuk menjadi pemicu penurunan IHSG.